Libur panjang dinilai bikin Rupiah kembali ke level Rp 14.000 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah usai cuti panjang Lebaran. Pagi ini, Kamis (21/6), Rupiah dibuka di level Rp 14.090 atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.932 per USD.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai melemahnya rupiah hari ini dampak dari kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR). Meski begitu, dia meminta kepada masyarakat agar tidak terlalu dipersoalkan.
"Karena kan bunga di sana bergerak. Jangan terlalu dirisaukan," kata Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (21/6).
Selain itu, faktor libur panjang pasca Lebaran juga menjadi penyebab melemahnya Rupiah. "Bahwa dia (Dolar) naik 1 persen bahwa itu ya memang agak lebih ditambah karena kita liburnya banyak. Orang enggak tau ini gimana. Ya orang hantam saja di hari pertama kerja," imbuhnya
Meski demikian, Darmin optimis nilai tukar rupiah terhadap dolar USD akan segera membaik. "Oleh karena itu jangan itu dianggap sudah akhir cerita. Lusa juga berubah lagi" tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya