Lebih murah dari Australia, gandum impor asal Iran diminati pemerintah
Merdeka.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menerima kunjungan Duta Besar Iran untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Valoillah Mohammadi di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan). Dalam pertemuan tersebut, Menteri Amran mengajak Iran untuk berinvestasi dan melakukan kerjasama ekspor impor komoditi pangan.
"Saya ajak investasi di Indonesia, kita bicarakan bagaimana share modalnya," ujar Menteri Amran di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (3/7).
Sedangkan Iran, lanjut Menteri Amran, menawarkan gandum miliknya untuk diekspor ke Indonesia. Iran menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan gandum asal Australia.
"Mereka menawarkan juga Gandum dengan harga yang kompetitif dibanding Australia. Sementara kita tawarkan sapi, gula, jagung. Juga edukasi water management dalam hal budidaya gandum," kata dia.
Menteri Amran membuka peluang bagi Iran untuk menekspor produk gandumnya ke Indonesia. Hal tersebut seiring dengan meningkatkan kebutuhan gandum di dalam negeri dan tidak adanya gandum yang diproduksi di dalam negeri.
Menteri Amran berharap impor gandum ini bisa segera teralisasi. Dengan demikian, harga gandum sebagai bahan baku industri bisa lebih kompetitif.
"Ya mudah-mudahan tahun depan, sehingga harga bisa kompetisi," tandas dia.
Sementara itu, Valoillah Mohammadi menerangkan kerjasama di bidang pertanian dengan Indonesia menjadi penting dan sangat strategis. Sebab, Indonesia memiliki komoditas pangan yang beraneka ragam.
"Kami menjalani industri gandum yang cukup besar, Indonesia juga memiliki komoditi yang beraneka ragam. Sehingga akan diperlukan kerjasama yang baik." kata dia.
Pada kunjungan ini, Dubes Iran juga berjanji akan mendorong pengusaha-pengusaha Iran untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Ini sejalan dengan program Kementan guna meningkatkan investasi di sektor pertanian.
Reporter: Septian DenySumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski Berhubungan Baik, Indonesia Tak Pernah Impor BBM dari Iran, Ini Alasannya
Pemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand
Impor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSolusi Pakar Antisipasi Dampak Perang Iran Vs Israel: Produksi Dalam Negeri Harus Diperkuat
Pemerintah juga diminta menekan impor barang pangan dan barang konsumsi
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaAda Pembatasan Impor, Barang Ilegal Diprediksi Makin Marak Masuk Indonesia
Pemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca Selengkapnya