Merdeka.com - Data Sakernas per Februari 2017, Penduduk Usia Kerja Disabilitas Nasional berjumlah 21.930.529 orang, sedangkan yang termasuk angkatan kerja sebanyak 11.224.673 orang atau 51,18 persen. Angkatan kerja disabilitas yang bekerja sebanyak 10.810.451 orang atau sebesar 96,31 dan penganggur terbuka sebanyak 414.222 orang atau sebesar 3,69 persen.

Kondisi tersebut, perlu adanya intervensi pemerintah agar para penyandang disabilitas diterima dunia kerja. Langkah pemerintah adalah mendukung dan memfasilitasi penyandang disabilitas dalam mencari pekerjaan dengan mengadakan Job Fair penempatan Tenaga Kerja Khusus bagi penyandang disabilitas. Pemerintah juga mengadakan pelatihan dan pendampingan wirausaha mandiri.

Selain itu, pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia terus dilakukan secara inklusif, artinya siapa saja dan apapun kondisinya berhak mendapat akses ke pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Bahkan, pemerintah pun memberikan perlindungan kepada para penyandang disabilitas melalui jaminan sosial yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengajak penyandang disabilitas untuk tetap optimis dan terus berkarya dan bekerja di berbagai bidang. Pemerintah, kata Hanif tidak berpangku tangan, tapi terus melakukan terobosan mendorong agar perusahaan-perusahaan dan BUMN/BUMD agar memberikan kesempatan kerja kepada penyandang disabilitas sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya.

"Tetap berkarya dan bekerja dengan hati. Bukan berapa besar materi yang diperoleh," Menaker Hanif beberapa waktu lalu.

Disabilitas, kata Hanif, turut memberikan kontribusi besar terhadap bangsa Indonesia. Apapun kondisinya, disabilitas arus bergerak maju dan terus memperbaiki diri agar memiliki kualitas yang lebih baik.

"Banyak rekan-rekan disabilitas yang memiliki usaha sendiri dan bisa membuka lowongan kerja. Malah mereka memiliki karyawan orang normal," pungkasnya.