Laba BTN naik 12 persen jadi Rp 1,42 triliun di semester 1-2018
Merdeka.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,42 triliun di semester 1-2018. Angka laba ini 12,01 jika dibanding periode sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih didorong kenaikan pendapatan bunga bersih yang melaju 12,98 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4,77 triliun.
"Seiring dengan pertumbuhan laba, aset Bank BTN melejit 19,63 persen (yoy) dibandingkan semester I-2017 lalu menjadi sebesar Rp 268,04 triliun atau menempati lima besar Bank dengan aset terbesar di Indonesia," ucap Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Menara Bank BTN, Jakarta, Rabu (18/7).
Periode sama, BTN juga mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,14 persen secara tahunan (year on year) di tengah sentimen kenaikan suku bunga kredit. Kredit Bank BTN mencapai Rp 211,35 triliun naik dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya Rp 177,40 triliun.
Maryono mengatakan, angka pertumbuhan kredit yang ditoreh Bank BTN di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai 10,26 persen yoy (data per Mei 2018). Pendongkrak utama kredit Bank BTN tak lain adalah kredit perumahan yang tumbuh 19,76 persen yoy atau menjadi sebesar Rp 191,30 triliun.
"KPR subsidi dan non subsidi yang memiliki porsi lebih dari 73,5 persen dari total kredit keseluruhan masih menjadi penggerak utama laju pertumbuhan kredit Bank BTN, KPR subsidi yang tumbuh paling tinggi atau sebesar 30,26 persen (yoy) menjadi Rp 83,36 triliun, sementara KPR non subsidi tumbuh 13,4 persen (yoy)," ujar Maryono.
Hingga kini, bank BTN menguasai pangsa pasar KPR nasional sebesar 37,47 persen dan menjadi penyalur terbesar di antara perbankan lain untuk KPR subsidi sebesar 94,12 persen. Khusus untuk Program Satu Juta Rumah, per Juni 2018, Bank BTN sudah menyalurkan KPR untuk 423.303 unit rumah dengan nilai Rp 38,4 triliun baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi.
"Dari keseluruhan penyaluran KPR tersebut, 307.360 unit di antaranya berbentuk kredit konstruksi perumahan. Adapun khusus untuk KPR subsidi Bank BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp 17,15 triliun," ujar Maryono.
Untuk paruh pertama tahun ini, Bank BTN mengucurkan KPR subsidi dengan skema Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan bantuan uang muka. Bank BTN pada semester II tahun ini akan mengalirkan kredit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
"Dengan adanya FLPP tersebut diharapkan akan meningkatkan kapasitas kredit perseroan sehingga masyarakat dapat memiliki rumah yang layak dengan cara mudah, cepat dan murah sekaligus dapat mempercepat pencapaian program satu juta rumah," kata Maryono.
Pada sektor kredit konstruksi perumahan, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,03 persen yoy atau sebesar Rp 27,60 triliun yang mengalir untuk para pengembang perumahan.
Sementara untuk kredit non perumahan, Bank BTN merealisasikan pertumbuhan kredit sebesar 13,49 persen yoy menjadi Rp 20,05 triliun dengan kontribusi terbesar dari kredit komersial sebesar Rp 15,49 triliun sedangkan kredit konsumer tercatat mencapai Rp 4,5 triliun per Juni 2018.
"Semester kedua kami akan terus menggenjot kredit perumahan untuk mengejar target kredit kami tahun ini yang diharapkan dapat tumbuh di atas 20 persen," kata Maryono.
Laju pertumbuhan kredit yang tinggi diimbangi dengan kualitas kredit yang terus membaik. Bank BTN memperbaiki Non Performing Loan (NPL) gross dari sebesar 3,23 persen pada semester I tahun lalu menjadi hanya 2,78 persen pada periode yang sama tahun ini. NPL gross terendah berhasil dicatatkan segmen KPR subsidi yang hanya sebesar 1,21 persen. Angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,66 persen.
Untuk menjaga laju pertumbuhan kredit, Bank BTN terus memupuk Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada semester pertama tahun ini, DPK Bank BTN menembus Rp 189,63 triliun atau naik 19,17 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan.
"Data OJK per Mei 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6,47 persen yoy. Pada struktur pendanaan Giro dan Tabungan masing-masing mencapai Rp 48,63 triliun dan Rp 39,46 triliun dengan pertumbuhan masing-masing 16,55 persen yoy dan 19,44 persen yoy. Ke depan, kami masih fokus untuk meningkatkan low cost fund," jelas Maryono.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSitus pencarian kerja Linked In menobatkan Bank BTN sebagai perusahaan dengan pengembangan terbaik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.
Baca SelengkapnyaVolume lalu lintas transaksi di GT Cileunyi pun meningkat 15,59 persen.
Baca SelengkapnyaPeningkatan aset BTN Syariah tersebut juga mencatatkan rekam jejak yang cemerlang.
Baca Selengkapnya