Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) ditutup melemah tipis 5 poin di level Rp14.025 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.020 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah diprediksi dibuka melemah namun ditutup menguat di rentang Rp14.000 - Rp14.040 per USD.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, krisis ekonomi akibat pandemi Virus Corona atau Covid-19 memperlebar jurang (GAP) antara negara-negara di kawasan Asia, khususnya negara berkembang salah satunya Indonesia.

"Indonesia saat ini sedang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan yang terjadi saat ini. Bahkan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di Kuartal Pertama inipun dikhawatirkan masih terkontraksi," ujarnya dalam riset harian, Jakarta, Kamis (18/2).

"Dan ini bisa dilihat dari perkembangan pertumbuhan ekonomi bulan Januari sampai bulan Februari 2021 dimana Pemerintah masih menerapkan PSBB ketat," sambungnya.

Di tahun 2020 akibat covid-19, Pemerintah menggelontorkan dana terbesar dalam sejarah Indonesia untuk penanganan kesehatan, BLT dan Bansos sebesar Rp700 triliun. Anggaran tersebut belum berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Namun tidak tinggal diam, Pemerintah melanjutkan Program stimulus untuk kesehatan dan vaksinasi mendekati Rp700 triliun di awal tahun ini yang bertujuan untuk memulihkan ekonomi dari pandemi covid-19. Sehingga apa yang di ditargetkan oleh Pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di 5 persen bisa terealisasi," kata Ibrahim.

Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan mata uang Garuda hari ini adalah Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen. Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021.