Merdeka.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terus bertransformasi menjadi perusahaan besar yang bergerak di sektor agro industri, farmasi, alat kesehatan serta perdagangan dan distribusi. Perusahaan pelat merah ini sebelum dipimpin oleh Ismed Hasan Putro mengalami kerugian yang cukup besar yaitu Rp 68 miliar.

Saat ini, perusahaan BUMN tersebut telah menjadi besar dan mengantongi untung. Ismed mengatakan, dalam melakukan transformasi perusahaan, dia menggunakan enam pendekatan, pendekatan pertama adalah keteladanan.

"Prinsip keteladanan berasal dari Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ingmadyo mangun karso dan tut wuri handayani," kata Ismed di Kantor Pusat RNI, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/11).

Pendekatan kedua, lajut Ismed, adalah keterbukaan, RNI membangun budaya komunikasi dari bawah hingga puncak manajemen melalui beragam media. "Membangun kebersamaan dengan tour of duty ke seluruh sistem unit kerja serta menerapkan system reward and punishment secara konsisten," tutur Ismed.

Pendekatan ketiga adalah Desentralisasi. Dalam hal ini Direktur Utama tidak ikut campur secara langsung dalam operasional anak perusahaan. "Dirut tidak menjadi komisaris di anak perusahaan, tidak turut campur dalam proses pengadaan barang jasa dan memilih orang terintegritas," tegasnya.

Pendekatan keempat adalah target. Dukungan dan kontrol kinerja anak perusahaan diukur sesuai Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditargetkan.

Pendekatan kelima adalah membangun integritas. Sesuai dengan RNI Company's Values, integritas adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi, karena insan RNI diingatkan menjunjung tinggi kejujuran dan bersih.

Pendekatan keenam adalah transformasi. Nilai-nilai secara terus menerus, RNI selalu meningkatkan daya saing melalui perubahan pada pola pikir karyawan, dan pergeseran paradigma.