Kriteria Ideal Gubernur Bank Indonesia Versi Banggar DPR

Rabu, 1 Februari 2023 21:23 Reporter : Anisyah Al Faqir
Kriteria Ideal Gubernur Bank Indonesia Versi Banggar DPR Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo akan mengakhiri masa jabatannya pada Mei 2023 mendatang. Selain nama Perry yang diharapkan menjadi petahana, sejumlah nama mulai disebut-sebut sebagai kandidat yang dianggap layak untuk menjadi pengganti Perry.

Beberapa diantaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI, Said Abdullah menilai nama-nama tersebut sudah mumpuni untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia. Mengingat kompleksnya persoalan ekonomi dan moneter ke depan yang sangat berat.

"Mereka dianggap mumpuni dan layak memimpin Bank Sentral. Namun sejauh ini, DPR belum menerima kandidat Gubernur BI tersebut," kata Said dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (1/2).

Menurut Said, figur Gubernur BI yang ideal harus memiliki chemistry dengan pemerintah, khususnya kementerian sektor perekonomian dan keuangan, serta otoritas lainnya seperti OJK dan LPS.

Sebab kedudukan Bank Indonesia sangat penting sebagai regulator sektor makro prudential. Apalagi setelah pengesahan Undang Undang No 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).

"Kita membutuhkan banyak aturan pelaksana yang harus segera dibuat. Butuh kerja cepat dan solid diantara Komite Stabilitas Sektor Keuangan(KSSK) yang di dalamnya ada unsur Bank Indonesia," tutur Said.

2 dari 2 halaman

Said mengatakan melalui UU PPSK, Bank Indonesia diberikan kewenangan lebih besar dalam upaya menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan menurunkan tingkat kemiskinan nasional. "Tentu ini tugas yang tidak ringan, butuh effort yang lebih besar dari BI," sambungnya.

Tak hanya itu, tugas BI juga sangat penting memastikan inflasi terkendali serta kurs yang stabil. Terlebih pada tahun 2023 ini Indonesia sedang menghadapi tahun ekonomi yang tidak mudah.

"Menjaga agar devisa kita kuat, tugas BI juga perlu memastikan Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) bukan hanya di sektor sumber daya alam, tetapi diperluas ke sektor lainnya seperti perbankan,' kata dia.

Termasuk memastikan pelaksanaan kebijakan DHE setidaknya 6 bulan sampai 1 tahun dengan insentif bagi eksportir yang diberikan pas buat menopang usaha mereka. [idr]

Baca juga:
BPS Bongkar Fakta Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Harus Naik
Modal Asing Mulai Banjiri RI di 2022, Capai USD2,4 Miliar
KTT G20 & Rupiah Digital Jadi Fokus dalam Laporan Perekonomian Indonesia 2022
Ekonomi Global di 2023 Masih Bergejolak, Dipengaruhi Perang Rusia-Ukraina
BI Pede Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tembus 5 Persen Tahun Ini
Ekonomi RI Positif, BI Optimis Nilai Tukar Rupiah Menguat Tahun Ini

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini