Krisis Energi, Inflasi Jerman Bakal Tetap Tinggi Hingga Akhir 2024
Merdeka.com - Perang Rusia dan Ukraina makin memperkeruh situasi ekonomi global. Bahkan negara maju sekelas Jerman pun terancam bangkrut karena situasi geopolitik yang tak kunjung usai.
Melansir dari Al-mayadeen, krisis energi yang terjadi di Jerman telah mendorong kenaikan inflasi yang tinggi di sana. Tingginya inflasi telah mengurangi tingkat konsumsi masyarakat hingga mengurangi pendapatan mereka.
"Krisis energi akan meningkatkan inflasi, mengurangi pendapatan nyata dan menghambat konsumsi rumah tangga hingga setidaknya pertengahan 2023," ungkap bank sentral Jerman, Deutsche Bundesbank, dikutip dari Al-Mayadeen, Jakarta, Selasa (27/12).
Meski begitu, bank sentral Jerman memperkirakan tingkat inflasi tahun ini berada di level 8,6 persen. Kemudian di tahun 2023 nanti tingkat inflasinya turun menjadi 7,2 persen.
Berdasarkan jajak pendapat dari YouGov, 28 responden meyakini tingkat inflasi makin tinggi di Jerman. Bahkan responden meyakini tingkat inflasi akan terus menggerus Jerman selama 3 tahun ke depan.
Kondisi ini pun memicu masyarakat Jerman untuk mulai menabung sedikit demi sedikit. Mengingat tingkat inflasi akan terus tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Laporan lain menunjukkan tingkat inflasi Jerman akan terus tinggi hingga akhir 2024. Ini terjadi karena banyak perusahaan di jerman menaikkan harga produk di tingkat konsumen.
"Inflasi tetap tinggi karena kami melihat efek putaran kedua, dengan perusahaan meneruskan biaya mereka yang lebih tinggi dan beberapa dilebih-lebihkan secara signifikan," kata Ekonom Senior Pemerintah setempat, Monika Schnitzer.
Untuk itu, Monika mengingatkan tingkat inflasi masih akan tinggi di tahun 2024. Namun setelahnya tingkat inflasi akan kembali turun hingga level 2 persen saja. "Inflasi juga akan menjadi masalah pada tahun 2024, dan hanya setelah itu kita mungkin akan melihatnya kembali ke 2 persen," kata Monika.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaDua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global
Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaJepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnya