Konsumsi Rumah Tangga di 2023 Ditargetkan Tumbuh Hingga 5,4 Persen
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan konsumsi rumah tangga pada 2023 yang berkontribusi 4,8-5,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Konsumsi rumah tangga akan mendukung investasi yang memiliki kontribusi sebesar 30,8 persen terhadap PDB dan diperkirakan tumbuh 6,1 persen sampai 6,7 persen tahun depan.
"Peranan dari sektor konsumsi diharapkan kembali pulih dengan semakin pulihnya ekonomi," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (31/5).
Dia menjelaskan, salah satu upaya pemerintah untuk mendorong konsumsi masyarakat di tengah tingginya harga komoditas global yaitu melalui pemberian subsidi. "Kenapa kita memilih untuk saat ini meningkatkan subsidi adalah dalam rangka menjaga pemulihan dari sisi daya beli rumah tangga kita agar tidak tergerus inflasi yang tinggi," katanya.
Berbeda dengan Sri Mulyani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menargetkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) tahun depan di kisaran 4,9-5,5 persen.
Menurutnya, konsumsi masyarakat diperkirakan tumbuh positif karena didorong oleh peningkatan aktivitas seiring dengan terkendalinya penanganan pandemi COVID-19 dan tingkat inflasi yang tetap terjaga.
Untuk investasi, Suharso optimistis akan tumbuh 6,1-6,7 persen pada tahun depan dengan didorong oleh tren investasi hijau yang semakin kuat seiring adanya komitmen global untuk mencapai pembangunan rendah karbon.
Investasi juga meningkat seiring pengintegrasian sistem perizinan di tingkat pusat melalui One Single Submission-Risk Basrd Approach (OSS-RBA) dan di daerah melalui sistem One Single Submission (OSS). Peningkatan investasi skala besar yang akan terjadi pada tahun depan ini akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaIbu Rumah Tangga di Blitar Bikin Sabun dari Rempah-rempah, Terjual hingga Singapura Omzetnya Jutaan Rupiah per Bulan
Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaHasil Jokowi 'Kondangan' Pangeran Mateen dan Absen HUT PDIP: Bawa Pulang Investasi Rp7 Triliun
Estimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.
Baca SelengkapnyaUtang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali
Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaGibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya
Rasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) nominal suatu negara.
Baca Selengkapnya