Kisah sukses Lizzie Parra, dari modal minim hingga punya produk kecantikan sendiri
Merdeka.com - Nama Lizzie Parra mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan perempuan pecinta produk kecantikan. Mengawali karir sebagai makeup artist, Lizzie semakin dikenal sebagai influencer di dunia kecantikan dan kini menjadi pemilik brand produk kosmetik yang dikenal dengan By Lizzie Parra (BLP).
Tidak mudah bagi perempuan berusia 31 tahun ini mencuri kesuksesannya. Selama lima tahun, dia mengawali karirnya dengan mimpi besar yakni dengan membuat brand sendiri. Bahkan, dia sempat memiliki kekhawatiran dengan modal yang minim. Akan tetapi, dia terus berusaha dalam mewujudkan mimpinya itu.
"Jadi sebenarnya saya sudah memiliki mimpi untuk membuat brand sendiri, sekitar lima tahun lalu. Cuma sama seperti pebisnis dengan skala kecil, aduh punya modal gak yah, aduh bisa gak ya, itu terbesit untuk program yang istilahnya skalanya kecil sperti BLP. Cuma saya berpikir lagi kalau misalnya saya terlalu takut kapan saya bisa mewujudkan mimpinya," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta belum lama ini.
Perempuan yang memiliki latar belakang di bidang fesyen ini sempat bekerja selama dua setengah tahun di Product executive Yves Saint Laurent lada L'Oreal Indonesia. Kemudian, dia memutuskan meninggalkan pekerjaan tersebut lantaran ingin keluar dari zona nyamannya. Kemudian di tahun 2015, Lizzie memutuskan lebih fokus dan serius dalam mengembangkan brand produk lokalnya.
"Jadi pada saat pertama kali 2015 saya memutuskan, oke kayaknya saya harus serius nih. Kebetulan backround saya itu lulus dari sekolah bisnis fashion model, kemudian saya lulus terus saya bekerja selama dua tahun di perusahaan multinasional company kosmetik juga, dan saya juga sempat keluar. Jadi sebenarnya dunia industri komestik saya sudah cukup banyak mencicipi ladangnya ya," jelas Lizzie.
Menjadi seorang makeup artist saja, tidak cukup baginya. Keputusan dia untuk membuka industri di bidang kecantikan diambil sebab dirinya ingin berkontribusi banyak untuk Indonesia. Apalagi, sebagai perempuan muda, dia ingin memberikan gambaran kepada pemuda-pemdudi lainnya untuk tidak takut memiliki mimpi yang besar.
"Dunia saya memang fesyen itu. Kemudian tahun 2015 itu saya berpikir harus bisa memberi kontribusi kepada negara ini, kalau saya makeup artist saja berarti saya hanya memberikan daftar untuk orang yang saya makeup-in saja. Istilahnya saya ingin lebih bisa berkontribusi untuk negara ini, kok kayaknya itu panggilan saya ingin menyebarkan positif energi yang saya punya untuk orang-orang di sekitar saya," jelas dia.
Dengan mengandalkan proposal dan modal yang kecil, tak mengurangi semangat Lizzie. Baginya, bisnis itu bukan sekadar sebagai gambling. Tetapi lebih dari itu, dia memaknai bisnis sebagai sebuah planning. Di mana, sebagai pelaku usaha kecil seperti dirinya, sebuah planning akan menghantarkan kesuksesan.
"Saya dengan modal yang sangat kecil, hanya modal dari keluarga saya. Saya buat proposal dan saat itu saya bilang ke orang tua saya ingin bisnis, proposalnya seperti ini. Jadi kesalahan orang orang yang berbisnis kecil itu adalah banyak yang menganggap bisnis itu adalah gambling buat saya bisnis itu bukan gambling buat saya bisnis itu planning," imbuhnya.
"Jadi pertama saya kali mencetuskan ide untuk membuat bisnis saya membuat planningnya dulu. bagaimana kira kira kita bertahan lama dengan modal segitu, kapasitas produksinya dengan modal segitu berapa dan memang itu saya menghitung benaran termasuk juga dengan branding," sambungnya.
Selain planning, lanjut dia para pelaku industri kecil juga harus memahami betul sebuah branding. Sebab dikatakan Lizzie, kekuatan dari sebuah produk yang akan dijual adalah ditentukan dari branding.
"Banyak sekali industri kecil yang menengah yang tidak terlalu memikirkan branding. Mereka hanya mengambil barang dari luar mungkin di jual padahal sebenarnya kekuatan dari sebuah produk itu adalah salah satunya dari branding," kata Lizzie.
BLP, dikatakan dia sejak awal sudah memahami betul branding. Bagaimana dia memposisikan brand dari BLP itu tidak seperti terlihat murah, akan tetapi dapat juga terjangkau oleh semua kalangan. "Dari awal kita membuat bisnis itu saja juga meng-create brandnya itu sehingga saya ingin BLT itu brand yang terlihat tidak murah tapi harganya itu bisa terjangkau dengan orang orang yang berumur 18 tahun dan itu bisa beli, kan paling murah Rp 99 ribu paling mahal kita Rp 129 ribu," ungkapnya.
Bagi Lizzie, dalam mengembangkan bisnisnya tidak hanya menjual produk orang lain. Tapi, bagaimana harus bisa membuat produk sendiri. Dengan kekuatan planning dan bermodalkan koneksi yang luas, dia memulai menawarkan produknya dari pintu ke pintu. Tidak mudah baginya untuk diterima dan diakui produknya, butuh waktu setengah tahun untuk itu.
"Saya gak mau hanya menjual produk orang saya mau mempunyai produk sendiri caranya bagaimana? oke kayaknya saya bisa nih dengan mendatangi pabrik ke pabrik, sekitar setengah tahun berjalan keliling door to door saya modalnya cuma google saya cari di google. Akhirnya saya ketemu pabrik yang percaya dengan mimpi saya," papar Lizzie.
Setelah itu, di tahun 2016 produk BLP lip coat pertama kalinya dijual secara online pada rentang harga Rp 100 ribuan. Melihat anime masyarakat yang besar saat itu, wibsite BLP sempat down karena jumlah permintaan yang banyak. "Aku gak menyangka pada saat pertama kali saya launching, baru lima menit berjalan website itu jebol yang paling parahnya lagi sistemnya itu tidak bisa membaca," jelasnya.
Belajar dari pengalaman itu, dia pun merekrut orang orang yang ahli di bidangnya, dia juga menggandeng perusahaan e-commerce seperti Tokopedia untuk menjual produknya secara lebih luas. Berawal dari produk pemulas bibir, dia kini telah memiliki 28 produk berbeda. Dari hanya 100 paket, kini Lizzie Parra bisa menangani sekitar 1.000 pesanan per hari.
Terakhir belum lama ini, dia juga membuka gerai offline pertamanya dengan nama Beauty Space, di Lotte shopping Avenue pada Febuari 2018 lalu. Berlokasi di pusat peebelanjaan yang berada di Jakarta Selatan itu, gerai Lizzi Parra berdampingan dengan gerai kosmetik impor ternama lainnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaDulu Nekat Buka Usaha Modal Rp 3 Juta, Wanita Ini Sukses Jadi Bos Skincare Omzet Miliaran per Bulan di Usia 25 Tahun
Pada usia muda 25 tahun, ia sukses jadi bos skincare dan gurita bisnis lainnya hingga punya omzet miliaran per bulan.
Baca SelengkapnyaPria Ini Dulu Hidup di Jalanan, Kini Sukses Bangun Usaha Sablon Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Hari
Sempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejar Mimpi Kembangkan Bisnis Sendiri, Kisah Ibu Rumah Tangga 'Memancing' Cuan di Lazada Ini Bisa Jadi Inspirasi
Fokus pada bidang yang nggak biasa, seller Lazada yang satu ini berhasil meraih kesuksesan.
Baca SelengkapnyaModal Awal Hanya Rp 2 Juta, Pemuda di Semarang Ini Sukses Bertani Hidroponik Selada, Dulu Laku 5 Kg Kini 60 Kg Per Hari
Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Baca SelengkapnyaTak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
Sebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca SelengkapnyaPameran Produk Kosmetik dan Suplemen Digelar di Jakarta untuk Cetak Pengusaha Baru, Catat Tanggalnya
Diselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPutus Kuliah, Pria Ini Sukses Buka Usaha Kerupuk Kulit Sapi Omzet Perbulan Capai Rp450 Juta
Simak kisah inspiratif Heru Setiawan, pengusaha kerupuk kulit yang pernah putus kuliah kini beromzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan
Dengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.
Baca Selengkapnya