Kisah Sukses Arianna Huffington Bangun Bisnis Media, Pernah Idap Gangguan Mental
Merdeka.com - Mungkin banyak yang belum kenal dengan Arianna Huffington, seorang penulis dan pendiri The Huffington Post. Dia lahir pada 15 Juli 1950 di Athena, Yunani. Arianna dibesarkan bersama saudara perempuannya Agapi yang telah berhasil mengejar karir sebagai penulis dan pembicara inspirasional.
Ketika Arianna berusia 16 tahun, keluarganya pindah ke Inggris dan dia pun melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi jurusan ekonomi di Universitas Cambridge. Arianna memiliki mimpi yaitu menjadi seorang penulis terkenal. Pada tahun 1974 buku pertamanya berjudul The Female Woman diterbitkan.
Tentu perjalanan Arianna selama ini tidak mudah, banyak tekanan yang dia hadapi. Tantangan yang dijalani juga berliku-liku. Dia mencoba untuk mengatasi semua itu dan dia telah melalui suka dan duka pencapaiannya.
Dilansir Medium, pada tahun 2005 dengan latar belakang dan prestasi yang dia miliki, Arianna memulai kesuksesan terbesarnya dan mendirikan The Huffington Post. Dia terkenal sebagai seorang blogger dengan ekspresi pandangan liberal dan pelaporan berita.
Sebagai seorang wanita dengan motivasi yang tinggi, Arianna menyeimbangkan kesuksesan situ dengan sisa hidupnya dan berhasil mempertahankan karir menulis, dan terus membangun The Huffington Post.
Motivasi untuk membangun The Huffington Post adalah dirinya ingin menciptakan platform dimana suara progresif dapat didengar dan dia ingin menciptakan bisnis yang cukup menguntungkan untuk menghidupi keluarganya.
Banyak prestasi yang didapatkan termasuk dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh versi majalah time pada tahun 2006 dan 2007. Kemudian pada tahun 2012 dia terdaftar oleh Forbes sebagai Wanita paling berpengaruh ke 52 di dunia.
Tentu capaian kesuksesan yang dijalani tak harus berjalan dengan mulus, pada tahun 2007 dia menderita cedera wajah yang dikarenakan memaksakan diri. Arianna pun pernah menghadapi gangguan mental. Walaupun begitu, Arianna dapat bangkit dan pulih dari segala cobaan yang dihadapi.
Dia selalu bekerja keras, memiliki tekad yang kuat serta ketekunan dalam menghadapi kesulitannya. Arianna tidak pernah membiarkan kegagalannya menghalangi kemajuannya. Sebaliknya dia menggunakan kegagalan sebagai motivasi untuk terus berjuang mencapai keunggulannya.
Arianna dikenal karena karyanya mempromosikan gerakan progresif dan konservatif. Dia telah menulis beberapa buku, termasuk Thrive: The Third Metric to Redefining Success and Creating a Life of Well-Being, Wisdom, and Wonder tahun 2014 dan The Sleep Revolution: Transforming Your Life, One Night at a Time tahun 2016.
Pada tahun 2011 The Huffington Post diakuisisi oleh AOL senilai 315 juta USD dan menjadikan Arianna sebagai kepala editor The Huffington Post Media group. Kemudian di tahun 2012 media tersebut menjadi perusahaan media digital swasta Amerika Serikat pertama yang memenangkan hadiah Pulitzer.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengapa Pria Kerap Mengesampingkan Masalah Kesehatan Mental Walau Mereka Mengalaminya?
Masih banyak pria enggan mengakui bahwa mereka mengalami masalah kesehatan mental dan membutuhkan bantuan, mengapa?
Baca SelengkapnyaBagaimana Cara Mengenali Apakah Kondisi Kesehatan Mental Kita Sedang Tidak Baik
Mengenali apakah kondisi mental kita tidak sedang baik bisa menjadi cara untuk mencegah masalah menjadi lebih parah.
Baca SelengkapnyaHati-hati, 'Hantu' Buatan AI Ini Bisa Picu Gangguan Mental
Ahli memperingatkan, AI yang bisa 'menghidupkan' orang mati bisa berbahaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenali Apa Itu FOMO, Bahayanya bagi Kesehatan Mental dan Cara Menghindarinya
Perilaku FOMO menjadi rentan muncul di era media sosial. Menyadari apa yang dimiliki jadi cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaHidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Baca SelengkapnyaDigilir 8 Pemuda Selama Hampir Satu Tahun, Gadis Keterbelakangan Mental di Banyuasin Hamil 6 Bulan
Prengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.
Baca SelengkapnyaManfaat Luar Biasa Dibalik Pelukan Hangat dengan Orang Terkasih, Salah Satunya Redakan Stres
Pelukan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan kecemasan, tetapi juga dapat mengurangi tingkat depresi dan perilaku agresif pada seseorang.
Baca SelengkapnyaCara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar
Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca SelengkapnyaPerempuan Ini Ngobrol dengan Ibunya yang Sudah Meninggal Pakai AI, Pengalamannya Menyeramkan
Perempuan Ini Ngobrol dengan Ibunya yang Sudah Meninggal Pakai AI, Pengalamannya Menyeramkan
Baca Selengkapnya