Kisah Gubernur Daendels Jual Probolinggo ke Pengusaha China Atasi Defisit Keuangan
Merdeka.com - Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36, Herman Willem Daendels pernah mengeluarkan kebijakan menjual tanah demi mengatasi defisit keuangan pemerintah. Belanja pemerintah kala itu bengkak karena banyak dipakai untuk membayar pegawai dan tentara, biaya perang melawan raja-raja di Jawa hingga pembuatan Jalan Anyer-Panarukan.
Demi menutupi biaya tersebut, Pemerintah Belanda tahun 1810 menjual sejumlah tanah yang dikuasai. Tak terkecuali Probolinggo yang dijual ke pihak swasta.
"Sejumlah tanah yang dikuasai Belanda, termasuk Probolinggo, dijual kepada pihak swasta," dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (25/12).
Kebijakan ini diambil Daendels setelah memperhatikan saran dari seorang pejabat kompeni, Van Ljsseldijk yang pada akhir abad ke-18 pernah mengadakan peninjauan ke Probolinggo. Namun, karena membutuhkan uang cepat dan uang logam masih langka, pemerintah Belanda akhirnya menerbitkan surat berharga dengan jaminan uang perak senilai tanah Probolinggo pada 1810.
Surat berharga inilah kemudian disebut uang kertas Probolinggo. Uang ini berisi tulisan berbahasa Belanda dan Arab Melayu. Ditandatangani pejabat berwenang dan dibubuhi cap 'LN' atau Lodewijk Napoleon. Sebab kala itu Kerajaan Belanda masih dalam kekuasaan kekaisaran Perancis pimpinan Napoleon.
Dalam buku Oeang Nusantara karya Uno, disebutkan uang kertas Probolinggo terdiri atas enam nominal. Antara lain, 100, 200, 300, 400, 500, dan 1000 ringgit atau rijksdaalders. Penandatangan uang adalah M.W. van Hoesen dan J.C. Romswinckel.
Kala itu, daerah Probolinggo dijual kepada konglomerat China bernama Han Ti Ko. Daendels menjual kawasan Probolinggo senilai 1 juta Rijksdaalder atau 1 juta ringgit. Pembayaran pun dilakukan dengan cara dicicil selama 10 tahun.
Setiap bulan Juni, pembeli diharuskan mengangsur sebesar 50.000 ringgit dan pada bulan Desember sebesar 50.000 ringgit. Sehingga lunas dalam 20 kali angsuran. Pembeli sudah harus mulai mengangsur pada akhir tahun 1811.
Sementara itu, Sang pembeli, Han Ti Ko, menerima hak atas semua hutan jati dan dibebaskan dari semua penyerahan wajib serta tanaman paksa. Dia juga kemudian memperoleh gelar Mayor China, mendapat izin membawa senjata, dan menjadi tuan tanah Probolinggo setingkat Bupati.
Penduduk setempat menyebutnya Babah Tumenggung. Babah adalah sebutan bagi orang China kaya yang menetap di Hindia Belanda. Babah Tumenggung dapat diartikan sebagai bupati keturunan China.
Uang Kertas Probolinggo Masa Kini
Di masa kini, uang kertas Probolinggo tersebut dikenal dengan obligasi. Dilansir dari wikipedia, Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi perjanjian antara perusahaan emiten sebagai peminjam dana dengan investor sebagai pemberi dana.
Pendeknya, obligasi adalah utang tetapi dalam bentuk sekuriti. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap di atas 10 tahun. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun.
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN). Sementara utang di bawah 1 tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Dalam rangka menangani pandemi Covid-19 di Indonesia, April 2020 lalu, Pemerintah melakukan transaksi penjualan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) atau global bonds. Total global bonds dalam denominasi US Dollar (USD Bonds) itu sebesar USD 4,3 miliar.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjabarkan ketiga surat utang negara tersebut terdiri dari masing-masing RI 1030 sebesar USD 1,65 miliar untuk tenor 10,5 tahun. RI 1050 sebesar USD 1,65 miliar untuk tenor 30,5 tahun. Sedangkan RI0470 mencapai sebesar USD 1 miliar untuk tenor 50 tahun.
"Penerbitan tenor 50 tahun yang pertama diterbitkan RI juga merupakan tenor terpanjang yang dilakukan pemerintah," kata Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, Selasa (7/4).
Penerbitan global bonds ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah di Indonesia. Termasuk yang pertama di Asia pasca mewabahnya virus corona.
"Ini jua penerbitan terbesar di dalam sejarah penerbitan USD bonds oleh pemerintah RI. Ini juga merupakan negara pertama di Asia yang menerbitkan sovereign bonds sejak covid-19 terjadi," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Basuki Hadimuljono, ‘Daendels Indonesia’ Dibujuk untuk Mundur dari Kabinet Jokowi
Selama menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki banyak menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang yang digencarkan Jokowi.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca SelengkapnyaCerita Tom Lembong Disemprot Jokowi saat Rapat Kabinet: Peringkat Investasi Naik Malah Dimarahi sama Presiden
Tom Lembong pernah dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjabat Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2015 - 2016.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaSelama Debat Ketiga Pilpres 2024, Prabowo Tiga Kali Setuju dengan Pernyataan Ganjar
Menurut dia, pendapat mantan Gubernur Jawa Tengah itu masuk akal, bukan hanya ngomong doang.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaKejagung Buka Suara Terkait Sosok HL, Pemilik Rumah di PIK Digeledah Dalam Kasus Korupsi Timah
Kejagung menyatakan banyak pihak yang keliru terkait sosok HL yang rumahnya digeledah penyidik.
Baca SelengkapnyaPrabowo Akan Temui Xin Jinping di China Sore Ini, Bahas Apa?
Kemhan menyebut Menhan ke China untuk mempererat hubungan kerja sama Indonesia dan China utamanya di bidang pertahanan.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya