Keuntungan PGE Melantai di Bursa Saham, Termasuk Kontrol Perusahaan Semakin Ketat

Selasa, 7 Februari 2023 22:24 Reporter : Merdeka
Keuntungan PGE Melantai di Bursa Saham, Termasuk Kontrol Perusahaan Semakin Ketat panas bumi. shutterstock

Merdeka.com - Senior Advisor Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Abadi Poernomo menilai positif initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana yang dilakukan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Dengan masuk ke bursa saham, maka PGE akan semakin efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan pula daya saing perusahaan.

"Efisiensi berpengaruh terhadap daya saing PGE. Dan pada akhirnya tarif listrik bisa ditekan lebih kuat lagi," kata Abadi dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (7/2).

Peningkatan efisiensi dan juga efektivitas penggunaan dana berkaitan erat dengan keberadaan pemegang saham dari luar, terlebih, karena juga terdapat prinsip transparansi pada perusahaan terbuka. "Karena itulah, melalui IPO, kontrol terhadap perusahaan menjadi lebih ketat," ujar Abadi.

IPO PGE merupakan upaya yang tepat, karena menjadi cara untuk mendapatkan dukungan pendanaan yang lebih murah dan sangat dibutuhkan. Sebab, investasi geothermal memang sangat mahal.

"Artinya dengan masuknya dana lewat IPO, maka PGE bisa ekspansi lebih kuat. Dengan demikian, melalui IPO PGE bisa lebih fokus mandiri, walau 70 persen masih dipegang Pertamina. Tetapi setidaknya, lebih lincah dari sisi pendanaan," katanya lagi.

2 dari 2 halaman

Dia menyatakan, sebelumnya PGE bisa saja memperoleh dari lembaga pinjaman, misal World Bank dengan bunga murah, tetapi perusahaan wajib membayar pinjaman setiap tahun.

"Ini yang berbeda dengan IPO. Karena melalui IPO, untung atau rugi bisa dishare ke pemegang saham," ujarnya pula.

Menurut dia, di luar negeri sudah banyak ditemui perusahaan energi yang masuk ke bursa saham. Pada umumnya, perusahaan tersebut bergerak di bidang energi terbarukan, seperti hydro dan hybrid photoponic solar.

Pada sisi lain, Abadi sepakat bahwa IPO PGE juga mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) paling lambat 2060, karena geothermal memang menjadi "tulang punggung" dalam upaya mendukung dekarbonisasi.

"Geothermal dan hydro paling sustain dengan energi baru terbarukan. Efektivitas panas bumi bisa mencapai 90-100 persen. Sementara, photoponic hanya sekitar 17 persen," katanya pula. [idr]

Baca juga:
Setoran Pertamina ke Negara Capai Rp307 Triliun Sepanjang 2022
Perluas Pemanfaatan, Subholding Gas Pertamina Salurkan Gas Bumi di Indonesia Timur
Mulai Bulan Ini, Pembelian Solar dan Pertalite Wajib Pakai MyPertamina di 138 Kota
Harga BBM Pertamina Naik, Stok Dipastikan Aman
Harga BBM Naik Lagi, Simak Rinciannya

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini