Ketegangan Eropa Timur Dinilai Jadi Peluang RI Atasi Defisit Dagang dengan Ukraina
Merdeka.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Heri Firdaus mengatakan, konflik Rusia dan Ukraina bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengatasi defisit perdagangan dengan Ukraina. Sebab, Indonesia memiliki lebih banyak peluang mengekspor barang ke Ukraina melalui negara tetangganya, seperti Latvia, Estonia, Belarusia, dan lain-lain.
"Meski tidak besar, kita ada defisit neraca dagang sekitar USD600 juta dengan Ukraina, sehingga ini jadi peluang," ujar Heri dalam Diskusi Publik secara daring di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (2/3).
Kerja sama bilateral yang lebih erat dengan negara tetangga dan mitra Rusia dan Ukraina diperlukan karena saat ini ekspor sulit dilakukan secara langsung ke dua negara yang sedang berkonflik.
Selain itu, terdapat strategi perdagangan lainnya yang bisa dilakukan Indonesia di tengah konflik Rusia dan Ukraina, yakni fokus terhadap negara tradisional ekspor, seperti Tiongkok, Jepang, dan India.
"Ini karena dampak konflik kedua negara terhadap Indonesia tidak langsung, tetapi melalui turunnya permintaan impor barang konsumsi dari Rusia dan Ukraina ke Tiongkok, di mana untuk memproduksi barang tersebut Negeri Panda mengimpor bahan baku dari Indonesia," ungkap dia.
Dengan demikian, dia menyarankan Indonesia juga bisa lebih banyak mengekspor barang konsumsi dibanding bahan baku untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor.
Diversifikasi ekspor produk yang bernilai tambah ke destinasi utama dan destinasi baru juga penting dilakukan saat ini, di mana pemerintah Indonesia semakin banyak melakukan inisiasi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara.
Di sisi lain, Heri berharap pemerintah bisa melakukan penyesuaian kebijakan fasilitasi perdagangan untuk memitigasi dampak negatif invasi Rusia akibat perubahan peta dagang dunia, sehingga fasilitasi dagang bisa dimanfaatkan oleh eksportir dan pengusaha.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca SelengkapnyaPenjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel merugikan Indonesia khususnya komoditas yang diimpor.
Baca Selengkapnya