Kesenjangan kaya-miskin di Indonesia tumbuh cepat dalam 20 tahun
Merdeka.com - Mantan Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar meminta pemerintah mengakselerasi pemerataan pembangunan dalam upaya mengatasi kesenjangan ekonomi. Sebab, angka gini ratio Indonesia dinilai sudah mengkhawatirkan.
"Kesenjangan antara golongan kaya dan miskin di Indonesia yang berjalan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini telah tumbuh lebih cepat dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara," kata Marwan di Jakarta, Jumat (24/3).
Berdasarkan Global Wealth Report yang dibuat oleh Credit Suisse's, Indonesia berada di peringkat keempat negara paling timpang di dunia karena 1 persen orang terkaya menguasai 49,3 persen kekayaan nasional.
Menurut dia, kondisi tersebut membuat Indonesia harus menghadapi sedikit kebisingan dan kegaduhan ekonomi, kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi yang sangat lebar.
"Tingkat pemerataan pembangunan ekonomi antarprovinsi di Indonesia yang berjalan sejauh ini masih bertumpu di Pulau Jawa, sementara di luar Jawa masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang relatif kecil," ujarnya.
Politikus PKB itu menjelaskan bahwa Pulau Jawa bisa menyumbang 58 persen terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, tingkat kemiskinan dan penganggurannya pun relatif rendah.
Sementara itu, di luar Pulau Jawa, menurut dia, tingkat pertumbuhan ekonominya masih berada sekitar 2 hingga 7,4 persen. Belum lagi, tingkat pengangguran yang masih cukup tinggi dibanding Pulau Jawa.
"Pemerintah harus segera mengambil langkah strategis, seperti menggulirkan program pembangunan dengan adil dan merata dengan memperkuat daerah-daerah terluar guna menekan disparitas ekonomi," katanya.
Selain itu, Marwan menyarankan agar pemerintah memperjelas keberpihakan terhadap masyarakat kecil untuk tumbuh dan berkembang dengan memperbanyak program-program sosial, seperti program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) hingga ke pelosok-pelosok desa.
Dua juga menilai lembaga-lembaga ekonomi masyarakat, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perlu diperkuat karena berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 61,41 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaForbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca SelengkapnyaSebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca SelengkapnyaLaporan Global Finance Magazine mencatat negara ini sebagai negara paling miskin di dunia.
Baca SelengkapnyaHingga dalam jangka waktu panjang, semakin sulit bagi masyarakat terdampak untuk pulih dan kembali berdaya secara finansial.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaDari daftar yang tertera, Indonesia menempatkan satu wakil konglomerat paling kaya di Asia.
Baca Selengkapnya