Kesalahan teknis, bursa saham New York disuspend
Merdeka.com - The New York Stock Exchange (NYSE), bursa saham berbasis di New York, menegaskan perdagangannya terhenti sementara atau suspend dikarenakan kesalahan teknis. Bukan akibat diretas.
Dilansir dari BBC, seluruh pesanan baik pembelian atau penjualan akan dibatalkan sementara waktu. Kejadian tidak terjadi pada bursa saham Nasdaq sehingga perdagangan emiten NYSE bisa tetap dilakukan.
"Kita tengah mengalami kesalahan teknis dan akan memperbaiki secepatnya," ujar juru bicara NYSE.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dilaporkan telah diberitahu perihal kejadian ini, dan Komisi Perdagangan Saham dan Sekuritas mengatakan akan fokus mengawasi permasalahan tersebut.
Bursa saham Amerika tengah terkoreksi sebelum penutupan sesi pertama seiring penurunan yang terjadi pada pasar modal China.
Broker dari J Streicher & Co, Mark Otto, mengatakan kejadian ini tidak menyebabkan kepanikan. "Kita tengah menunggu kapan bursa akan kembali dibuka," tuturnya.
Saat ini dilaporkan perdagangan NYSE telah kembali dibuka setelah terhenti selama lebih dari tiga jam. NYSE akan secepatnya memberikan laporan perkembangan.
Perdagangan yang tengah terkoreksi sebelum terjadi kesalahan teknis, saat kembali dibuka, semakin terjun tajam. Di mana indeks Dow Jones ditutup turun 1,5 persen atau 261 poin ke level 17.515. Sementara, S&P 500 turun 1,7 persen atau 34 poin di level 2.046. Nasdaq turut terperosok 1,8 persen atau 87 poin ke 4.909.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UMKM berperan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia dan memiliki potensi yang sangat besar dalam mengoptimalkan pasar global.
Baca SelengkapnyaOJK menyebut ada tiga pihak yang dikenakan kewajiban dalam pelaporan kepemilikan saham atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
Baca SelengkapnyaYano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaForbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca SelengkapnyaTransaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca Selengkapnya