Merdeka.com - Dalam hitungan bulan, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan mulai beroperasi. Kabarnya kereta cepat pertama di Tanah Air bertarif mulai Rp250.000 untuk satu kali perjalanan.
Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menyebut transportasi kelas premium ini memang menyasar segmen kelompok atas yang tinggal di Bandung namun bekerja di Jakarta. Setidaknya pekerja tersebut memiliki gaji minimal Rp50 juta per bulan.
"Nanti yang beralih itu mereka yang biasa tinggal di Bandung dengan penghasilan sebulan di atas Rp50 juta sampai ratusan juta," kata Djoko saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (26/5).
Sasaran yang dimaksud yakni pekerja di kawasan perkantoran Rasuna Said, Kuningan dan Thamrin- Sudirman. Mereka biasanya memiliki rumah di Bandung tetapi bekerja di Jakarta.
Ke Jakarta menumpang kereta dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Kemudian menyambung melanjutkan perjalanannya dengan taksi.
Djoko mengatakan berdasarkan survei dari Blue Bird, pekerja kelas atas ini berlangganan taksi dari rumah ke tempat kerja dengan ongkos sekali perjalanan berkisar Rp150.000 sampai Rp 300.000.
Kehadiran kereta cepat ini pun akan menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan waktu perjalanan yang singkat. Meskipun kereta cepat berakhir di kawasan Halim, Jakarta Timur, tetapi stasiun akhir ini sudah terintegrasi dengan LRT yang melintas kawasan Gatot Subroto, Kuningan dan berakhir di Dukuh Atas, yang juga menjadi hub integrasi transportasi lainnya.
"Jadi setelah naik kereta cepat mereka bisa berpindah langsung dengan LRT Jabodebek yang melewati Kuningan dan berakhir di Dukuh Atas," tutur Djoko.
Moda tempuh yang ditawarkan akan menjadi pertimbangan masyarakat kelas atas. Apalagi pelayanan dan fasilitas yang diberikan dibuat premium untuk kenyamanan dan privasi. Sehingga akan menarik perhatian pekerja kelas atas.
"Hitungannya kalau mereka naik Argo Parahyangan bisa 3 jam, terus harus bayar sekitar 50k buat naik taksi . Mereka ini kan kelompok privat yang butuh kecepatan dan privasi juga," kata dia.
Selain itu, hadirnya kereta cepat bisa memancing orang-orang kaya di Jakarta untuk pindah ke daerah seperti Karawang dan Bandung. Mereka akan mencari rumah di sekitaran stasiun dan menggunakan kereta cepat ke Jakarta atau Bandung.
"Ada juga kelompok orang-orang yang sudah bosan dengan kerumitan Jakarta dan memilih punya rumah di Karawang atau Bandung yang tinggal di sekitar stasiun," kata dia.
"Apalagi mungkin lebih murah di Karawang, ya rumahnya di sekitar stasiun aja. Jadi bisa beralih," pungkasnya. [azz]
Baca juga:
Kereta Cepat Dibangun agar Orang Kaya Mau Naik Transportasi Umum
Nasib Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Cetak Sejarah di ASEAN, Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sampai 350 KM/Jam
Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diumumkan Kalau Pembengkakan Biaya Tuntas
Indonesia Mau Utang Rp8 Triliun ke China untuk Biaya Kereta Cepat, tapi Ada Kendala
Megah, Ini Wajah Stasiun Kereta Cepat di Tegalluar yang Masih Dibangun
Advertisement
Inovasi dan Adaptasi Penting untuk Tangani Tantangan di Sektor Energi
Sekitar 9 Jam yang laluHyundai Mulai Pembangunan Pabrik Baterai Mobil Listrik di Cikarang
Sekitar 9 Jam yang laluTerungkap, Ini Penyebab Orang Indonesia Tak Mau Beli Mobil Listrik
Sekitar 12 Jam yang laluEMTEK Raih Penghargaan Sektor Teknologi Terbaik di Bisnis Indonesia Award 2023
Sekitar 12 Jam yang laluRidwan Kamil Minta Hyundai Tak Hanya Produksi Ioniq, Bus Listrik Juga
Sekitar 12 Jam yang laluIndonesia Boleh Jual Pasir Laut, Kiara: Beban Kerusakan Lingkungan Dialami Nelayan
Sekitar 12 Jam yang laluBangun Pabrik Baterai Rp900 Miliar di Cikarang, Harga Mobil Hyundai Ioniq Makin Murah
Sekitar 12 Jam yang laluKemenperin Tak akan Beri Rekomendasi Impor KRL: Perbaiki Manajemen Alur Kereta
Sekitar 12 Jam yang laluASEAN Dukung Indonesia Capai Prioritas Ekonomi dan Peningkatan Kerja Sama
Sekitar 13 Jam yang laluAturan Baru yang Membolehkan Jual Pasir Laut Indonesia Ternyata untuk Reklamasi
Sekitar 13 Jam yang laluRamai Temuan LED dan Saus Teriyaki, Wamendag Minta Tingkatkan Pengawasan Perdagangan
Sekitar 13 Jam yang laluBulog Gandeng PHRI Penuhi Kebutuhan Pangan di Hotel dan Restoran
Sekitar 13 Jam yang laluSingapura Dikabarkan Jadi Tujuan Ekspor Pasir Laut Indonesia, Menteri KKP Buka Suara
Sekitar 13 Jam yang laluViral Lulusan UI Kalah dari STM, Cek Daftar Gaji Pekerja Berdasarkan Pendidikan
Sekitar 13 Jam yang laluBegini Pesan Menohok Jenderal Bintang Dua ke Bintara Polisi Baru
Sekitar 5 Jam yang laluDuga Ada Kejanggalan, Keluarga Minta Kasus Tewasnya Bripka AS Ditarik ke Bareskrim
Sekitar 11 Jam yang laluKorban Penipuan Tiket Konser Coldplay Bertambah, Polda Metro Buru Pelaku
Sekitar 12 Jam yang laluLong Weekend, Polisi Terapkan Ganjil Genap di Jalur Puncak Bogor
Sekitar 20 Jam yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Hari yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 3 Hari yang laluLiga 1: Lengkapi Kuota Pemain Asing, PSS Perpanjang Kontrak Jihad Ayoub?
Sekitar 36 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami