Kepala BPS: Sebagian Daerah Alami Inflasi Dipicu Harga Beras dan Bayam
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia alami deflasi pada September 2019 sebesar 0,27 persen. Meski tercatat deflasi masih ada beberapa kota di Indonesia yang mencatat inflasi seperti Sibolga, Sumatera Utara.
Kepala BPS Suharianto mengatakan, inflasi di 12 kota dipengaruhi oleh naiknya harga beras. Tidak hanya beras, BPS juga mencatat ada kenaikan pada bayam dan sawi hijau.
"Inflasi di beberapa kota disebabkan oleh kenaikan beras, tapi tipis. Sumbangannya 0,01 persen terhadap inflasi keseluruhan," ujar Suharianto di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/10).
Meski terdapat kenaikan harga beras bulan lalu, Suharianto meyakini tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi ke depan. Sebab, Bulog memiliki stok persediaan beras yang memadai.
"Beras naik tipis, tidak perlu dikhawatirkan. Karena cadangannya hingga kini terpantau masih cukup," jelas Suharianto.
Sementara itu, selama September 2019 rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani sebesar Rp4.905 per Kg atau naik sebesar 3,07 persen. Di tingkat penggilingan sebesar Rp5.012 per Kg atau naik 3,21 persen.
"Harga gabah kering panen di tingkat petani naik 3,07 persen dan harga beras medium di penggilingan naik 0,84 persen," tandas Suharianto.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beras Mahal dan Langka, Begini Strategi Bapanas Turunkan Harga
Kenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Penyebab Beras Langka di Alfamart dan Indomaret
Guna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnya