Kenaikan suku bunga The Fed bikin surat utang korporasi turun
Merdeka.com - Direktur PT Penilaian Harga Efek Indonesia (IBPA) Wahyu Trenggono mengatakan, kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika (The FED) berdampak pada minat obligasi korporasi. Meski terjadi penurunan, appetite obligasi korporasi masih terjaga.
"Kenaikan suku bunga ini tak bisa dicegah, karena ini situasi global. Tapi ini balik lagi bergantung pada kebutuhan korporasi. Kalau mereka masih butuh, ada peluang investasi, pasti mereka tetap terbitkan obligasi," tuturnya di Gedung BEI, Rabu (18/7).
Selain untuk peluang investasi, obligasi tersebut dapat digunakan pengusaha untuk menutup utang yang telah jatuh tempo. "Atau misalnya ada utang yang jatuh tempo. Mereka mikirnya daripada pakai uang sendiri, mending mereka pinjam kan, jadi tetap obligasi korporasi ini dibutuhkan," kata dia.
Sebagai informasi, BEI mencatatkan total emisi Obligasi dan Sukuk secara year-to-date hingga 12 Juli 2018 adalah 60 Emisi dari 41 Emiten senilai Rp 71,44 Triliun. Hal ini turun sebesar Rp 13,46 triliun pada periode yang sama 2017 dimana dilansir dari data OJK total emisi obligasi dan sukuk korporasi mencapai Rp 84,9 triliun.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya