Kementerian Ini Kena Dampak Paling Parah karena Efisiensi Anggaran
Kementerian Pekerjaan Umum mengalami pemangkasan anggaran signifikan hingga 75% sebagai bagian dari efisiensi belanja APBN 2025.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi belanja negara, pemerintah Indonesia melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 telah mengeluarkan kebijakan yang berdampak signifikan pada anggaran sejumlah lembaga. Salah satu lembaga yang paling merasakan dampaknya adalah Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Pemangkasan anggaran yang dialami kementerian ini mencapai Rp 81,38 triliun dari pagu awal yang ditetapkan sebesar Rp 110,95 triliun. Ini menunjukkan pengurangan hampir 75% dari anggaran awal yang telah direncanakan.
Tujuan Efisiensi Anggaran
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan efisiensi anggaran melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2025. Kebijakan ini memicu perdebatan sengit, bahkan ada pihak-pihak tertentu yang berupaya untuk menggagalkan penghematan anggaran tersebut.
Efisiensi anggaran ini menjadi sorotan utama dalam pengelolaan keuangan negara. Tujuannya jelas untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan yang terbatas agar mencapai hasil maksimal.
Upaya efisiensi ini ingin menggunakan anggaran secara cermat, menghindari pemborosan, dan memastikan setiap rupiah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.
Bahkan, Prabowo mengungkapkan ada 'raja kecil' yang melawan kebijakannya efisiensi anggaran tersebut.
"Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran-pengeluaran yang mubazir, pengeluaran-pengeluaran yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan. Ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi 'raja kecil', ada. Saya mau menghemat uang, uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan untuk anak-anak rakyat," kata Prabowo saat memberikan sambutan di Kongres XVIII Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, Senin (10/2).
Efisiensi anggaran ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengalokasikan dana ke program-program prioritas yang lebih mendesak.
Salah satu program prioritas yang menjadi fokus adalah program makan bergizi gratis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.
Pemerintah menyadari bahwa dalam situasi ekonomi yang sulit, pengelolaan anggaran yang tepat menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa dana publik digunakan secara efektif dan efisien.
Total penghematan anggaran yang direncanakan oleh pemerintah mencapai Rp306,69 triliun. Penghematan ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu pengurangan belanja kementerian/lembaga sebesar Rp256,1 triliun dan pengurangan transfer ke daerah sebesar Rp50,59 triliun.
Dengan langkah ini, diharapkan pemerintah dapat lebih fokus pada program-program yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
Dampak Pemangkasan Anggaran
Namun, pemangkasan anggaran yang drastis ini tentunya memiliki konsekuensi yang tidak bisa diabaikan.
Kementerian Pekerjaan Umum, yang bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur, akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan proyek-proyek yang telah direncanakan.
Termasuk di dalamnya adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadi salah satu proyek ambisius pemerintah. Pemangkasan anggaran ini berpotensi menghambat kemajuan proyek tersebut.
"Realisasi anggaran IKN kayaknya belum ada. Kan anggaran kita diblokir semua, kok tanya progres kemana sih, anggarannya enggak ada," ujar Menteri PUPR, Dody Hanggodo, kepada awak media pada Kamis (6/2).
Selain Kementerian PU, sejumlah kementerian dan lembaga lain juga mengalami pemotongan anggaran yang signifikan. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Kementerian Kesehatan; Kementerian Perhubungan; dan Kementerian Agama termasuk dalam daftar lembaga yang terdampak.
Pemotongan anggaran di sektor pendidikan, misalnya, dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan layanan kesehatan yang selama ini menjadi prioritas pemerintah.
Reaksi dan Harapan ke Depan
Reaksi terhadap pemangkasan anggaran ini bervariasi. Beberapa pihak mendukung langkah efisiensi ini sebagai upaya untuk mengoptimalkan penggunaan dana publik. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari pemangkasan ini, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang berkualitas.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa pemangkasan anggaran tidak mengorbankan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat. Pengawasan yang ketat dan perencanaan yang matang harus dilakukan agar program-program prioritas dapat berjalan dengan baik meskipun dengan anggaran yang terbatas.
Kesimpulan
Pemangkasan anggaran yang dialami oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan lembaga lainnya merupakan langkah yang diambil pemerintah dalam rangka efisiensi belanja.
Meskipun tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengalokasikan dana ke program-program yang lebih mendesak, dampak negatif dari pemangkasan ini perlu diperhatikan.
Pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang berkualitas harus tetap menjadi prioritas agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari kebijakan anggaran yang diterapkan.