Kemenkeu Sebut Kerugian Akibat Corona Terlihat Pada Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I
Merdeka.com - Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Hidayat Amir, mengatakan bahwa kerugian ekonomi akibat penyebaran wabah virus corona (Covid-19) dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2020 yang menurun jauh.
Seperti diketahui, pencapaian tersebut mengalami kontraksi baik secara tahunan dari yang sebelumnya sebesar 5,07 persen pada kuartal I 2019, maupun pada 3 bulan terakhir dari yang sebelumnya 4,97 persen di kuartal IV 2019.
"Mungkin bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Kalau misalnya baseline-nya kita mengatakan dari tahun-tahun lalu kita tumbuh 5 persen, ini situasi normal, selama kuartal pertama kemarin kan tumbuhnya hanya 2,97 persen," ungkap Hidayat Amir dalam sesi teleconference, Selasa (2/6).
"Jadi berarti ada loss dari potential growth economy kita, dari 5 ke 2,97. Ada sekitar 2,03 persen dari pertumbuhan ekonomi," dia menambahkan.
Hidayat mengungkapkan, BKF saat ini tengah mencoba menggunakan pendekatan baru dalam melacak aktivitas ekonomi selama masa pandemi ini. Perhitungan baru tersebut diambil berdasarkan indikator sektor-sektor mana saja yang kegiatan ekonominya paling terkena dampak saat wabah corona.
"Memang kami sekarang ini sedang mencoba menggunakan pendekatan pendekatan baru dalam konteks tracking economic activities-nya. Jadi apa saja yang drop, turun, maupun yang bertambah," jelasnya.
"Jadi kita menggunakan berbagai indikator yang tidak konvensional, kita coba tracking dari aktivitas penerbangan, aktivitas konsumsi listrik, dan sebagainya. Jadi dari sumber-sumber yang bisa meng-capture penurunan aktivitas ekonominya seperti apa," tandasnya.
Menkeu Sri Mulyani: Dilema Indonesia Hadapi Corona Turut Dirasakan Negara Dunia
Pandemi Covid-19 merebak ke seluruh penjuru dunia sejak awal 2020. Virus yang ditemukan akhir Desember 2019 di Wuhan China ini sudah tersebar ke 200 negara di dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan semua negara menghadapi masalah yang sama dan tantangan yang tidak mudah. Penyebaran virus ini sudah menelan korban jiwa hingga jutaan manusia.
"Penyebarannya luas, penyebarannya sangat ganas dan bisa menekan sampai pada sistem kesehatan yang luar biasa, dan menciptakan korban manusia," ungkap Menteri Sri Mulyani dalam Webinar Kementerian Perhubungan bertajuk 'Kolaborasi Merespon Dampak Pandemi Covid-19 dan Strategi Recovery pada Tatanan Kehidupan Normal Baru di Sektor Transportasi', Jakarta, Selasa (2/6).
Menteri Sri Mulyani mengungkapkan, berbagai langkah telah ditempuh negara-negara di dunia. Semua negara terjangkit melakukan pembatasan sosial, penguncian diri (lockdown) dan karantina wilayah. Langkah tersebut diambil dengan pertimbangan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berbagai dilema yang dihadapi pemerintah Indonesia pun juga dialami negara lain dalam menghadapi pandemi ini.
"Dilema-dilema kebijakan yang kita hadapi sama dengan yang dihadapi semua negara," kata Menteri Sri Mulyani.
Maka dari itu, berbagai pemikiran dan kerjasama dengan dunia akademis menjadi sangat penting. Mencari cara untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan dengan kenormalan baru. Membuat masyarakat tetap memiliki kondisi atau aktivitas yang produktif namun aman terhadap Covid-19.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaJokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen di 2023, Lebih Tinggi dari Rata-Rata Nasional
Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 didorong oleh capaian kinerja yang positif di seluruh lapangan usaha di Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya