Kemenkeu Pastikan Sukuk Ritel Alternatif Investasi yang Aman
Merdeka.com - Kementerian Keuangan menawarkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel yakni Sukuk Ritel seri SR013. Selain berguna untuk diversifikasi sumber pembiayaan APBN, sukuk ini diterbitkan agar seluruh masyarakat, terutama milenial dapat kesempatan untuk melakukan alternatif investasi yang aman.
Sukuk Ritel SR 013 sudah dijamin dengan Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kemudian transaksi bisa dilakukan secara online dengan minimal pembelian Rp 1 juta dan maksimal Rp 1 miliar.
"Jadi, untuk kaum milenial yang sudah akrab dengan gadget-nya boleh nih mulai dari sekarang dikurangi belanja-belanja kopinya untuk investasi," ujar Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR, Dwi Arianti Hadiningdyah pada Virtual Launching Sukuk Ritel SR 013, Jumat (28/8).
Menurut Dwi, rasa nasionalis milenial sekarang ini juga sudah bertumbuh. Dengan melakukan investasi di sukuk ini, milenial tidak hanya akan mendapat keuntungan, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam membangun negara.
"Ke depannya, mungkin nanti akan ada label di beberapa proyek-proyek pembangunan yang berbunyi 'proyek ini ikut didanai oleh saya'. Sehingga, hal ini akan memicul motivasi mereka dalam berinvestasi," imbuhnya.
Adapun beberapa proyek yang berasal dari hasil investasi Sukuk Ritel antara lain jalan tol, flyover, dan underpass. Seperti Simpang Mandai di Makassar dan jembatan viral Holtekamp di Pulau Yuteva, Papua. Melalui proyek pembangunan jalan ini, aktivitas perekonomian diharapkan dapat lancar dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tidak hanya jalan, pemerintah juga melakukan pengembangan di sektor pendidikan baik pada perguruan tinggi agama, maupun perguruan tinggi negeri.
"Tidak adil bagi masyarakat di luar pulau Jawa yang ingin menikmati kualitas Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi harus buang-buang ongkos dan bersaing dengan orang-orang di dalam pulau Jawa. Maka dari itu, kami buat kloningan ITB di Lampung (Institut Teknologi Sumatera)," jelasnya.
Dwi juga menilai bahwa saat ini, masyarakat membutuhkan instrumen investasi yang aman. "Apalagi, di masa pandemi seperti sekarang, banyak acara yang harus diundur bahkan batal, dari pernikahan sampai jalan-jalan. Dana-dana yang batal tersebut, bisa dialokasikan untuk investasi di sini," tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih Praktis! Melakukan Investasi Sukuk Ritel SR020 Kini Bisa dengan Aplikasi BRImo
Cara membeli Sukuk Ritel SR020 di BRImo. Cek dulu, yuk!
Baca SelengkapnyaKelola Dana THR Bisa Diinvestasikan ke Sukuk Ritel SR020, Dapat Imbal Hasil 6,4 Persen per Tahun
Saat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.
Baca Selengkapnya5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023
Sri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaAda 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun
Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaIKN Habiskan Rp68,59 T Duit APBN untuk 89 Paket, Ini Rinciannya
Penggunaan APBN untuk pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencapai Rp68,59 triliun.
Baca SelengkapnyaBTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024
Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun
Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Ritel Beri Tanggapan Begini
Pemerintah berencana melarang penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca Selengkapnya