Kemenkeu Jelaskan Soal Bunga Surat Utang SBR006 Cuma 7,95 Persen
Merdeka.com - Pemerintah secara resmi telah menerbitkan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR006. Lewat instrumen ini, para investor dalam negeri akan mendapatkan tingkat kupon atau bunga sebesar 7,95 persen.
Kendati demikian, tingkat kupon yang ditawarkan pada instrumen SBR006 ini terbilang menurun apabila dibandingkan instrumen yang sebelumnya diterbitkan pemerintah pada Januari lalu. Yakni SBR005, dengan tingkat bunga mencapai 8,15 persen.
Lantas apa yang menyebabkan SBR kali ini lebih rendah dibanding sebelumnya?
Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko, Kementerian Keuangan, Loto Srinita Ginting, menyampaikan penurunan tingkat kupon yang dilakukan pihaknya menyesuaikan dengan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Fed Funds Rate (FFR) yang mulai stabil.
"Memang kecenderungannya ada penurunan dari SBR yang lalu sampai saat ini SBR005 kan bulan Januari memang ada penurunan bunga signifikan sehingga kita melihat bahwa kita memang perlu melakukan penyesuaian tapi di 7,95 persen pun sebenernya tetap sudah memberikan premium yang lebih kalau melihat dari penurunan tingkat bunga cukup besar," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (1/4).
Loto mengatakan, ketidakpastian tingkat suku bunga lantaran sinyal yang diberikan oleh bank sentral Amerika Serikat kian berkurang dengan pernyataan Gubernur The Fed yang sempat menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan mereka tahun ini. Hal tersebut didukung dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang menyatakan tidak menaikkan suku bunga acuan mereka yang saat ini berada di level 6 persen.
"Ada kemungkinan bisa naik, terus kemudian ada faktor-faktor lainnya, dengan adanya FFR statement dari The Fed, bahwa kita menyimak nampaknya tingkat bunga dunia saat ini masih di level yang masih wajar. Sehingha kekhawatiran akan adanya kenaikan itu berkurang, bahwa ada dugaan tetap kemungkinannya daripada naik," jelasnya.
Loto menambahkan meski tingkat kupon SBR yang diberikan pada instrumen kali ini mengalami penurunan namun masih menjadi daya tarik terhadap investor dalam negeri. "Tapi tidak perlu khawatir kalau ada penurunan tignkat bunga lanjutan kan sudah dibatasi. Instrumen ini masih tetap kompetitif dan menarik," pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam penawaran SBR006 pemerintah memberikan tingkat bunga utang sebesar 7,95 persen per tahun dengan waktu jatuh tempo pada 10 April 2021 atau mempunyai masa jatuh tempo dua tahun saja. Kupon dibayarkan setiap bulan dan besarannya mengambang (floating) dengan batas minimum yang di-review tiap tiga bulan. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Suku Bunga Acuan The Fed Diprediksi Tak Jadi Turun Karena Ini
The Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Biang Kerok Buat Anggaran Perlindungan Sosial Membengkak Setiap Tahun
kenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya