Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemendag Catat Ekspor Perhiasan RI Raih Pertumbuhan Tertinggi di Tengah Pandemi

Kemendag Catat Ekspor Perhiasan RI Raih Pertumbuhan Tertinggi di Tengah Pandemi Berlian biru USD 14 juta. ©2019 REUTERS/Denis Balibouse

Merdeka.com - Kementerian Perdagangan mencatat produk ekspor non migas Indonesia masih didominasi oleh lima jenis komoditas utama. Yakni batubara, Crude Palm Oil (CPO), perhiasan, besi baja, dan mesin-mesin elektrik.

"Batubara yang mengalami penurunan 8,93 persen, CPO dan turunannya naik 13,43 persen, perhiasan naik 62,13 persen, besi baja 36 persen, dan mesin-mesin elektrik mencatatkan peningkatan yang cukup baik di angka 14,18 persen," kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Srie Agustina, dalam web seminar (webinar) 'Trade Remedi di Masa Pandemi: Peluang dan Tantangan', Senin (8/6/2020).

Menurutnya, jika dilihat dari data-data tersebut, masa pandemi dan lockdown berefek pada turunnya produksi batubara. Namun di sisi lain, ekspor produk lainnya tetap meningkat. "Karena ternyata konsumen kita walaupun mereka di rumah tetap ingin cantik dan menarik dengan perhiasan kualitas ekspor dari Indonesia," ujarnya.

Kemendag Mulai Awasi Impor Besi Baja

Sementara, Srie menjelaskan bahwa kinerja impor periode Januari–April 2020 Indonesia telah membukukan nilai USD 39,1 miliar atau turun 3,7 persen dari total impor Januari-April 2019 yakni sebesar USD 40,7 miliar.

Impor tersebut terdiri atas produk migas yang meningkat sebesar 12,18 persen menjadi USD 5,3 miliar, dan produk non migas yang turun menjadi 5,8 persen atau USD 33,8 miliar.

"Lima produk utama impor non migas Indonesia pada periode Januari-April 2020 yang tercatat adalah yang menurun mesin pesawat mekanik 10,10 persen, besi dan baja 22,95 persen, barang dari plastik juga turun 8,65 persen, kendaraan dan bagiannya turun 18,06 persen, listrik 0,58 persen," jelasnya.

Kendati begitu, dia menyebut jika melihat postur kinerja impor non migas berdasarkan produk, yang patut menjadi objek pendalaman lebih lanjut tentunya oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) adalah gula dan kembang gula yang naik cukup signifikan sebanyak 45,12 persen, bahan bakar mineral naik 24 persen, dan ampas sisa industri makanan naik 18,56 persen.

Selain itu, dia juga meminta kepada Ketua KPPI Mardjoko, dan Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), Bachrul Chairi, untuk bisa membantu lebih banyak turun ke lapangan dan mencari informasi, terkait impor besi baja kategori tertentu, atau barang dari plastik impornya menurun.

"Namun ada keluhan dari industri dalam negeri yang merasa terusik oleh impor besi dan baja dengan harga murah untuk mencegah keterpurukan ekonomi yang semakin dalam," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Satgas Urai Kemacetan Polri Disebar di Setiap Polda Mulai Banten hingga Jatim Sesuai Jam Rawan Macet

Satgas Urai Kemacetan Polri Disebar di Setiap Polda Mulai Banten hingga Jatim Sesuai Jam Rawan Macet

Petugas juga melakukan pemetaan sejumlah titik rawan macet.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Pemudik Diprediksi Meningkat, Polda Jabar Siapkan Skema One Way dan Contra Flow

Pemudik Diprediksi Meningkat, Polda Jabar Siapkan Skema One Way dan Contra Flow

Pihak Kepolisian dan Pemprov Jawa Barat menyiapkan petugas, sarana prasarana, hingga rekayasa lalu lintas mengantisipasi peningkatan pemudik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya
Kejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu

Kejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu

Sudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,

Baca Selengkapnya