Kemendag Catat Ekspor Perhiasan RI Raih Pertumbuhan Tertinggi di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan mencatat produk ekspor non migas Indonesia masih didominasi oleh lima jenis komoditas utama. Yakni batubara, Crude Palm Oil (CPO), perhiasan, besi baja, dan mesin-mesin elektrik.
"Batubara yang mengalami penurunan 8,93 persen, CPO dan turunannya naik 13,43 persen, perhiasan naik 62,13 persen, besi baja 36 persen, dan mesin-mesin elektrik mencatatkan peningkatan yang cukup baik di angka 14,18 persen," kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Srie Agustina, dalam web seminar (webinar) 'Trade Remedi di Masa Pandemi: Peluang dan Tantangan', Senin (8/6/2020).
Menurutnya, jika dilihat dari data-data tersebut, masa pandemi dan lockdown berefek pada turunnya produksi batubara. Namun di sisi lain, ekspor produk lainnya tetap meningkat. "Karena ternyata konsumen kita walaupun mereka di rumah tetap ingin cantik dan menarik dengan perhiasan kualitas ekspor dari Indonesia," ujarnya.
Kemendag Mulai Awasi Impor Besi Baja
Sementara, Srie menjelaskan bahwa kinerja impor periode Januari–April 2020 Indonesia telah membukukan nilai USD 39,1 miliar atau turun 3,7 persen dari total impor Januari-April 2019 yakni sebesar USD 40,7 miliar.
Impor tersebut terdiri atas produk migas yang meningkat sebesar 12,18 persen menjadi USD 5,3 miliar, dan produk non migas yang turun menjadi 5,8 persen atau USD 33,8 miliar.
"Lima produk utama impor non migas Indonesia pada periode Januari-April 2020 yang tercatat adalah yang menurun mesin pesawat mekanik 10,10 persen, besi dan baja 22,95 persen, barang dari plastik juga turun 8,65 persen, kendaraan dan bagiannya turun 18,06 persen, listrik 0,58 persen," jelasnya.
Kendati begitu, dia menyebut jika melihat postur kinerja impor non migas berdasarkan produk, yang patut menjadi objek pendalaman lebih lanjut tentunya oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) adalah gula dan kembang gula yang naik cukup signifikan sebanyak 45,12 persen, bahan bakar mineral naik 24 persen, dan ampas sisa industri makanan naik 18,56 persen.
Selain itu, dia juga meminta kepada Ketua KPPI Mardjoko, dan Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), Bachrul Chairi, untuk bisa membantu lebih banyak turun ke lapangan dan mencari informasi, terkait impor besi baja kategori tertentu, atau barang dari plastik impornya menurun.
"Namun ada keluhan dari industri dalam negeri yang merasa terusik oleh impor besi dan baja dengan harga murah untuk mencegah keterpurukan ekonomi yang semakin dalam," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satgas Urai Kemacetan Polri Disebar di Setiap Polda Mulai Banten hingga Jatim Sesuai Jam Rawan Macet
Petugas juga melakukan pemetaan sejumlah titik rawan macet.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaPemudik Diprediksi Meningkat, Polda Jabar Siapkan Skema One Way dan Contra Flow
Pihak Kepolisian dan Pemprov Jawa Barat menyiapkan petugas, sarana prasarana, hingga rekayasa lalu lintas mengantisipasi peningkatan pemudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaKejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu
Sudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,
Baca Selengkapnya