Kemenangan Joe Biden Jadi Salah Satu Pertimbangan BI Turunkan Suku Bunga Acuan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memaparkan alasan diturunkannya suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen pada November 2020.
Perry mengatakan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai indikator. Seperti pertumbuhan ekonomi kuartal III di sejumlah negara mulai membaik, volume perdagangan dan harga komoditas yang menurun, termasuk kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) atas Donald Trump.
"Kami memandang perekonomian global dan kondisi pasar keuangan global membaik. Tentu ini merespons perkembangan-perkembangan positif antara lain hasil pemilu di Amerika, maupun kemajuan dalam penemuan vaksin, maupun juga berbagai kerjasama perdagangan dan investasi secara regional, termasuk RCEP," jelasnya, Kamis (19/11).
Indikator lainnya, Perry meneruskan, keputusan RDG BI juga mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional yang ikut membaik. Itu tercermin dari kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 yang tidak sedalam triwulan sebelumnya.
"Permintaan domestik juga mulai membaik secara bertahap. Kinerja ekspor juga membaik, terutama didorong permintaan dari Amerika dan China," sambungnya.
Pantau Pergerakan Ekonomi
Ke depan, Bank Indonesia disebutnya akan terus memantau pergerakan ekonomi nasional dan global, yang diproyeksikan membaik pada kuartal IV 2020 dan 2021 mendatang.
"Tentu saja sebagaimana kami sampaikan, kami akan pantau perkembangan ekonomi global dan domestik, khususnya inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nilai tukar rupiah. Dan tentu saja kami lihat bulan ke bulan untuk menentukan respon kebijakan," ujarnya.
"Tapi perlu kami tegaskan bahwa stance kebijakan moneter dan pelonggaran Bank Indonesia tidak hanya dicerminkan dari suku bunga acuan yang 3,75 persen. Tetapi juga perlu dilihat juga ekspansi likuiditas yang sudah sangat besar kami lakukan," dia menegaskan.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnya