Kebijakan AS angin segar untuk ekonomi Indonesia
Merdeka.com - Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengungkapkan, ditetapkannya Undang-Undang (UU) baru atas kesepakatan pemerintah AS yang dipimpin oleh Barrack Obama dan Kongres AS untuk menghindari jurang fiskal, berdampak positif pada perekonomian dunia, Asia, dan Indonesia.
"Untuk Indonesia, transmisi perbaikan ekonomi terjadi melalui pasar keuangan, di mana bursa saham akan bergairah dan kurs Rupiah akan menguat karena banjirnya aliran dolar AS ke emerging economies," kata Ryan kepada merdeka.com, Kamis (3/1).
Selain itu, dari sisi trade finance, kinerja ekspor ke AS akan membaik. Kondisi ini berdampak positif bagi neraca perdagangan RI. Perdagangan RI ke negara-negara lain juga dimungkinkan bakal membaik karena sentimen positif membaiknya outlook ekonomi AS.
"Sebaiknya pengusaha nasional menyiapkan dirinya untuk mendeteksi kebutuhan barang ekspor apa saja yang potensial diekspor ke AS. Negara-negara mitra dagang AS juga perlu diidentifikasi untuk dijadikan negara-negara baru tujuan ekspor produk RI," ujarnya
Sementara dari sisi arus investasi AS ke negara-negara berkembang (emerging economies) termasuk Indonesia, diperkirakan bakal membesar. Indonesia harus bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik dana tersebut. Salah satunya adalah menyelesaikan persoalan buruh secepatnya. Jika tidak, maka Indonesia tidak memperoleh peluang apapun dari kondisi terbaru perekonomian AS.
Seperti diberitakan sebelumnya, DPR Amerika Serikat akhirnya menyetujui undang-undang baru untuk menyelamatkan negeri mereka dari Jurang Fiskal (Fiscal Cliff). Langkah ini bisa mencegah mayoritas warga AS menderita kenaikan pajak besar-besaran dan pemangkasan program pemerintah secara drastis seperti layanan kesejahteraan dan kesehatan yang bisa membuat Negeri Paman Sam kembali menderita resesi.
Persetujuan anggota Dewan di AS atas UU tersebut didapat melalui pemungutan suara dalam sidang khusus yang berlangsung alot. Sebanyak 257 anggota mendukung, 167 menolak. Dan melalui pemungutan suara pula, Senat sudah menyetujui langkah-langkah pemerintah untuk mencegah Jurang Fiskal.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Terbitkan Aturan Baru, Diklaim Mampu Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional
Tujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaJepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca Selengkapnya