Kebangkrutan Silicon Valley Dinilai Tak Beri Efek Signifikan ke Asia
Merdeka.com - Silicon Valley Bank (SVB) merupakan bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan dalam kurun waktu hanya 48 jam. Ini menjadi kejadian yang besar sejak krisis keuangan di tahun 2008.
Perlu diketahui, SVB menyimpan banyak deposit perusahaan startup dan pemberi pinjaman dan kini bank tersebut akhirnya ditutup oleh otoritas berwenang AS pada Jumat (10/3) lalu.
Dilansir CNBC, Senin (13/3), analis pasar di CMC Markets, Tina Teng mengatakan, runtuhnya Silicon Valley Bank tidak mungkin memiliki efek penularan besar di Asia, tetapi satu orang mengatakan itu bisa dilihat sebagai peringatan, terutama untuk ekonomi yang belum menaikkan suku bunga secara agresif.
Dia menjelaskan, China dan Jepang telah melawan tren karena kenaikan suku bunga bank sentral global dengan People’s Bank of China mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah, sementara Bank of Japan mempertahankan suku bunga negatif -0,1 persen.
Pada hari Senin, pasar di China diperdagangkan lebih tinggi, sementara indeks Topix Jepang memimpin penurunan aksi jual yang lebih luas di perdagangan pagi Asia . Itu terjadi setelah regulator AS mengumumkan langkah-langkah untuk membendung risiko sistemik lebih lanjut dari keruntuhan Silicon Valley Bank.
"Adapun China dan Jepang, divergensi dalam kebijakan moneter mungkin tidak menyebabkan krisis yang sama tetapi ini adalah peringatan bagi para pembuat kebijakan di dua ekonomi yang berpengaruh," ujar Tina Teng.
Teng menambahkan bahwa reaksi dalam ekuitas Asia khususnya bank yang berfokus pada dana ventura akan sangat bergantung pada bagaimana mereka mengelola risiko suku bunga mereka untuk negara-negara yang menghadapi masalah serupa.
"Risiko kredit mungkin menjadi masalah utama yang dihadapi bank-bank Asia di balik prospek ekonomi yang suram dan berkurangnya permintaan konsumen," terang dia.
Dalam kesempatan yang sama, seorang analisis, Tony Sycamore mengatakan langkah-langkah terbaru yang diumumkan oleh regulator AS dapat bertindak sebagai metode untuk menahan risiko penularan lebih lanjut. "Pengumuman pagi ini oleh FDIC dan Fed akan menjadi cara yang baik untuk membatasi dampak dari kegagalan Silicon Investment Banks, terutama untuk ekonomi yang lebih luas," katanya.
"Saya mengharapkan pasar untuk bergerak cepat dan fokus pada masalah makro yang lebih luas minggu ini, termasuk laporan inflasi besok malam dan laporan FOMC mendatang," tambahnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaEmpat jasad petugas KA yang menjadi korban dalam peristiwa itu di antaranya sudah dievakuasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaEmpat perjalanan KA tersebut sedianya berangkat dan menuju Stasiun Tawang Bank Jateng.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca Selengkapnya