Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kaum muda kecanduan ngutang, China dibayangi krisis ekonomi

Kaum muda kecanduan ngutang, China dibayangi krisis ekonomi krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Akses kredit yang cepat dan mudah telah mendorong banyak warga muda China untuk berutang membeli mobil dan apartemen. Padahal, pendapatan murni mereka sebenarnya tidak mampu membeli barang tersebut.

Misalnya, Wu Qi dan suaminya mengganti mobil Mazda 3 mereka dengan sedan Mercedes Benz terbaru yang lebih mahal. Tambahan uang untuk membeli mobil mewah ini mereka dapatkan dengan mengajukan pinjaman bank sebesar USD 29.000 atau sekitar Rp 386 juta. Mereka mendapatkan uang tersebut dalam hitungan menit.

Wu Qi dan suaminya adalah salah satu contoh warga China yang kecanduan berutang. Kondisi ini dikhawatirkan akan menimbulkan krisis ekonomi karena utang pemerintah dan perusahaan China juga meningkat. Oleh karena itu, Moody baru saja memangkas skor kredit China, pertama kali dalam hampir 3 dekade.

"Itu sangat mudah, perusahaan mobil juga mendorong kita untuk meminjam uang agar bisa menikmati mobil mereka," kata Wu yang juga tengah mencicil sebuah apartemen tiga kamar di Beijing. Demikian dikutip dari Channel News Asia.

Pinjaman atau utang rumah tangga China melonjak ke posisi 260 persen terhadap PDB semenjak pemimpin negara tersebut membuka keran kredit pada 2008 silam. Kebijakan itu diambil untuk menyelamatkan negara dari resesi global. Sebelum krisis, utang rumah tangga China tercatat cuma 140 persen terhadap PDB.

Utang rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit China, di mana tumbuh rata rata 19 persen per tahun sejak 2011. Ekonom Gavekal Dragonomics, Chen Long mengatakan, jika terus tumbuh dengan kecepatan seperti ini, maka jumlah total utang akan mencapai 2 kali lipat saat ini pada 2020 mendatang.

"Negara lain butuh waktu puluhan tahun menyelesaikan masalah seperti itu. Utang rumah tangga naik secara cepat menandakan standar pinjaman dilonggarkan sehingga kredit diperluas ke konsumen yang sebenarnya kurang layak menerima," katanya.

Meminjam uang untuk membeli mobil saat ini sangat digandrungi konsumen karena suku bunga yang sangat rendah. Pembiayaan kendaraan di China melonjak 40 persen per tahun, dan angka pertumbuhan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut.

"Sebelum saya beli mobil baru ini (Mercedes Benz), saya tidak pernah membayangkan akan mengganti mobil lama saya karena saat ini sudah bisa naik taksi online yang cukup nyaman," kata Wu Qi dan suaminya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.

Baca Selengkapnya