Kata Pengamat soal Pilot Batik Air Pingsan saat Terbangkan Pesawat
Merdeka.com - Pengamat penerbangan, Alvin Lie menanggapi kejadian pingsannya pilot Batik Air dengan tujuan penerbangan Jakarta-Kupang beberapa waktu lalu. Menurut dia, memang tidak semua gangguan kesehatan seperti serangan jantung yang mungkin diidap pilot tersebut dapat terdeteksi.
Untuk diketahui, insiden pilot pingsan Batik Air berujung pada mendarat daruratnya pesawat di Bandara El-Tari, Kupang.
"Pilot penerbangan komersial memang wajib jalani uji kesehatan setiap 6 bulan. Tetapi tidak setiap kondisi kesehatan dapat terungkap dalam uji tersebut," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (18/11).
Kata Alvin, serangan jantung sendiri bisa disebabkan berbagai faktor. Itu termasuk stres dan kelelahan yang justru tidak mudah terdeteksi di uji kesehatan.
"Saya sendiri pernah kena serangan jantung pada Mei 2006. Padahal baru 3 pekan sebelumnya (Apr 2006) saya jalani uji kesehatan dan tidak terdeteksi adanya potensi gangguan terhadap kesehatan," ujarnya.
Ada SOP untuk Pilot Sakit saat Terbang
Kendati begitu dia mengakui memang ada standar operasional prosedur (SOP) untuk kondisi dimana Pilot mengalami kesulitan atau ketidakmampuan melaksanakan fungsinya (incapacitated) seperti kasus yang menimpa Batik Air.
Pertama, ko-pilot harus mengambil alih kendali. Kedua, meminta awak kabin untuk menanyakan apakah ada dokter di antara penumpang. Jika ada, minta dokter tersebut untuk membantu.
Dan ketiga laporkan kepada bandara terdekat atau tujuan agar segera menyiapkan dokter, paramedis serta sejumlah ambulans.
"Dan Ko-pilot maskapai tersebut sudah melaksanakan semua prosedur secara tepat," tandasnya.
Terakhir, kasus incapacitated sendiri menurut Alvin tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di belahan dunia lain.
"Pilot incapacitated sudah sering terjadi di berbagai negara. Di Indonesia juga sudah beberapa kali terjadi," paparnya.
Lion Air Bantah Pilot Pingsan
Pihak Lion Air Group membantah jika pilot Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6548, kapten Djarot Harnanto pingsan di atas udara. Melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, pesawat Batik Air mengudara 09.12 Wib dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan jadwal mendarat di El Tari pukul 12.40 Wita.
Sebelum menurunkan ketinggian, Pilot in Command (PIC) dalam hal ini pilot kapten Djarot Harnanto, merasa adanya gangguan kesehatan dengan indikasi pusing berat sehingga membuat konsentrasi terpecah dan lemas.
"Seluruh kru yang bertugas bekerja berdasarkan prosedur dan tindakan yang tepat. Pilot mendapatkan pertolongan pertama," jelasnya, Minggu (17/11).
Danang menambahkan, penerbangan ID-6548 dengan komando kopilot (first officer) menginformasikan bahwa akan mendarat dalam keadaan darurat (emergency landing). Kondisi ini, menurut Danang, sudah sesuai standar operasional penerbangan dalam buku manual.
"Seluruh awak kokpit (pilot dan kopilot) sudah dilatih untuk terbang sendiri dan menjalankan ketentuan. Pesawat mendarat di Bandar Udara El Tari pada 12.46 Wita. Setelah pesawat berada di landas parkir (apron) dan pada posisi sempurna, pilot segera mendapatkan pertolongan dan dibawa ke rumah sakit Siloam Kupang.
Dia mengatakan, penerbangan ID-6548 sudah dipersiapkan dengan baik. Pesawat Batik Air membawa tujuh kru dan 148 orang penumpang. Sebelum diberangkatkan, pesawat Airbus 320-200CEO registrasi PK-LUF, sudah melalui pemeriksaan lebih awal (pre-flight check) dan seluruh kru menjalani pemeriksaan kesehatan, dinyatakan laik terbang (airworthy for flight).
Batik Air sudah menerbangkan pesawat pengganti dari Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur (SUB) ke Kupang. Pihaknya meminimalisir dampak yang timbul, agar operasional Batik Air yang lain tidak terganggu.
"Batik Air menyampaikan terima kasih kepada kru pesawat dan seluruh pihak yang sudah membantu penanganan penerbangan ID-6548," ungkapnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Pilot Batik Air Ketiduran Saat Bertugas, Ternyata Segini Jam Kerja hingga Gajinya
Kemenhub meminta maskapai untuk memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat.
Baca SelengkapnyaKronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur di 36 Ribu Kaki, Pesawat Sempat Keluar Jalur Penerbangan
Akibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca Selengkapnya4 Cara Mengatasi Telinga Sakit saat Naik Pesawat, Pahami Penyebab dan Gejalanya Sebelum Liburan
Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh. Begini cara mencegahnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Angkut 153 Penumpang, Pilot Batik Air Tertidur Sebabkan Pesawat Keluar Jalur di Ketinggian 36.000 Kaki
Penerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca SelengkapnyaPilot dan Copilot Batik Air Tidur saat Terbangkan Pesawat, Kemenhub Beri Sanksi Ini
Maskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.
Baca SelengkapnyaMenghitung Dampak Terburuk Jika Pilot-Kopilot Tertidur Saat Terbangkan Pesawat
Baru-baru ini heboh pilot-kopilot Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaBandaranya Ekstrem Pilotnya Bernyali, Penampakan Pesawat di Papua Jadi Taksi Warga
Begini penampakan bandara ekstrem di Papua dengan landasan tanah. Di tempat ini pesawat jadi taksi warga.
Baca SelengkapnyaNaik Pesawat Ini, Setiap Penumpang akan Ditimbang Berat Badannya
Maskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.
Baca Selengkapnya