Kadin Prediksi Pengangguran Baru Akibat Corona Bisa Capai 30 Juta Orang
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Indonesia Indonesia (KADIN), Suryani SF Motik, menilai kondisi ekonomi yang terjadi saat terjadi pandemi corona berbeda dengan krisis ekonomi 1998. Kala itu sektor UMKM masih bisa bertahan. Namun, kali ini semua sektor usaha mengalami dampak yang sama tanpa pandang bulu.
Berdasarkan data, jumlah UMKM sebesar 61 juta. Jika asumsi satu UMKM terdiri dari 2 orang, jumlahnya korban terdampak sudah mencapai 122 juta orang. Di tengah pandemi ini ketahanan UMKM tidak lama. Ada yang bertahan dalam hitungan mingguan atau hanya dalam hitungan hari.
"Kalau UMKM dalam hitungan harian dan mingguan banyak yang kolaps," kata Yani sapaannya dalam diskusi virtual Populi Center dan SmartFM Network bertajuk 'Ekonomi, Bisnis, dan Fiskal Saat Ini', Jakarta, Sabtu (2/5).
Begitu juga di industri perhotelan. Saat ini data mencatat sekitar 2-3 juta orang terkena PHK. Itu pun baru data perkiraan dan dari satu sektor. Jika digabungkan dengan berbagai sektor dia meyakini jumlah pengangguran baru bisa mencapai 30 juta orang.
Sementara itu, permasalahan di sektor industri misalnya terkait bahan baku. Hampir semua bahan baku sektor industri yang ada di Indonesia hasil impor. Sehingga ketika terjadi gangguan dalam mobilitas, sektor ini pun terganggu.
Yani melanjutkan keuangan perusahaan pun hanya bisa bertahan selama 3 bulan. Sementara pandemi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan. Sehingga diperkirakan perusahaan hanya bisa bertahan selama 1,5 bulan lagi.
"Pengusaha juga nafasnya paling tinggal 2-3 bulan. Kalau sudah berjalan 1,5 bulan, berarti tinggal 1,5 bulan lagi mereka bisa bertahan," kata Yani.
Pemerintah Dinilai Terlambat Berikan Bantuan
Pemerintah dinilainya lamban membantu masyarakat saat pandemi corona berlangsung. Seharusnya bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19 diberikan sejak bulan lalu. "Saya kira memang stimulus atau bantuan dari pemerintah agak telat, harusnya dari bulan lalu," kata Suryani.
Yani mengatakan pemerintah harus segera menolong sektor-sektor yang terdampak Covid-19. Jika tidak segera ditolong, gelombang PHK akan lebih tinggi. Bisa berakibat juga pada masalah sosial. Sehingga semua sektor perlu segera mendapatkan bantuan berupa stimulus ekonomi. Terutama bagi UMKM yang banyak menyerap tenaga kerja.
Tak hanya soal pendanaan, pemerintah juga harus bisa menciptakan peluang-peluang baru. Khususnya peluang yang selama ini diisi oleh impor barang dari luar negeri.
Misalnya memberikan bantuan sembako kepada masyarakat. Pemerintah seharusnya menggunakan produk dalam negeri. Jika ini dilakukan bukan hanya menolong masyarakat tetapi juga bisa menciptakan peluang dan pasar baru.
"Jadi selain lapangan kerja tapi juga menciptakan pasar sendiri, jadi bukan cuma dana tapi butuh pasar baru," kata Yani.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaPenyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaUMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya