Kadin nilai kenaikan BI Rate buat industri sepi ekspansi
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) kembali menggunakan instrumen BI Rate untuk mengatasi kondisi defisit neraca berjalan. Bank sentral menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen. Hal ini tentu saja mempengaruhi kinerja bisnis di sektor perdagangan dan industri, terkait suku bunga kredit yang berpotensi kembali naik.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo B. Sulisto mengatakan, kinerja sektor industri tentu juga akan menyesuaikan kebijakan BI yang telah kembali menaikkan suku buku acuan. Industri diyakini akan mengerem kinerja ekspansinya.
"Tentunya kita akan menyesuaikan, artinya tidak bisa terlalu ekspansif lah, ya memperkuat saja apa yang sudah ada biar lebih solid, lebih sehat. Itu saja," tutur Suryo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (14/11) malam.
Kendati demikian, Suryo optimis kinerja bisnis di sektor perdagangan dan industri tidak akan turun drastis akibat kebijakan tersebut. Hanya, menurutnya, dengan kebijakan tersebut pelaku sektor perdagangan dan industri perlu berpikir ulang sebelum melanjutkan ekspansi bisnisnya.
"Ya bukan turun, ya kita harus berpikir lagi kalau mau ekspansi, kita sedikit menunda. Itu kan semua tergantung dari availaibilitas dari pendanaan, kalau pendanaan akan kontraksi maka akan dengan sendirinya berkurang juga," tutup Suryo.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaKinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnya