Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jusuf Kalla: Pejabat Korupsi Karena Gaji Rendah, Pendapatan Negara Tak Tumbuh

Jusuf Kalla: Pejabat Korupsi Karena Gaji Rendah, Pendapatan Negara Tak Tumbuh Jusuf Kalla. ©2018 Merdeka.com/Intan Umbari

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti maraknya korupsi yang melibatkan banyak pejabat di Indonesia. Menurutnya, korupsi ini terjadi karena gaji rendah akibat pendapatan ekonomi negara yang tidak tumbuh.

"Memang ada suatu dilema ada yang mengatakan, ya bagaimana pejabat kita tidak korupsi karena gaji rendah. Gaji rendah karena pendapatan negara ekonomi kita tidak tumbuh dengan baik," ujar Wapres JK di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (10/12).

Wapres JK melanjutkan, jika pertumbuhan penerimaan negara tinggi seperti Singapura dan Malaysia, maka gaji pejabat juga tinggi. Namun jika gaji rendah, maka akan membuat pejabat mencari jalan lain untuk menambah pendapatan.

"Coba kalau kita tumbuh seperti singapura atau Malaysia, pasti gaji juga tinggi. Tapi, ada juga mengatakan karena tidak tinggi maka kita mau hidup layak harus mendapat pendapatan lain. Itulah semuanya menjadi suatu dilema yang kita harus hadapi. Dilema itu bisa diatasi di mana saja," jelasnya.

Sifat koruptif ini, kata Wapres JK, harus diatasi dengan integritas dan pendapatan tinggi. Pemerintah pun sebenarnya sudah mengeluarkan aturan agar tunjangan kinerja pegawai ditingkatkan.

"Salah satu dilemanya secara bersamaan mengatasinya, ya integritas dan pendapatan tinggi. Karena itulah maka ada tunjangan kinerja. Tunjangan kinerja yang diputuskan oleh PAN-RB setelah mendapat persetujuan dari ketua apa namanya lupa saya. Setelah saya tandatangani maka mendapat kinerja," katanya.

Meski demikian, penambahan gaji pegawai tentu akan berdampak pada biaya pemerintahan yang tinggi. Oleh karena itu, hal ini harus diimbangi dengan pendapatan negara berupa penerimaan pajak dan bea cukai yang tinggi.

"Itulah suatu penyelesaian dilema-dilema yang tentu akibatnya adalah biaya pemerintahan makin tinggi. Tapi biaya pemerintahan yang tinggi ini harus diatasi dengan pertumbuhan yang tinggi. Dan hanya dengan pertumbuhan yang tinggi mendapat pajak yang tinggi, bea cukai yang tinggi," jelasnya.

"Sehingga, pendapatan lainnya yang tinggi dapat membayar suatu tunjangan yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga alasan untuk korup karena kurang pendapatan bisa diatasi. Inilah suatu lingkaran yang patut kita perbaiki," tutup Jusuf Kalla.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan

Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan

JK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Ingatkan Pemimpin Jangan Emosional: Urusan Bangsa Ini Banyak, Pikiran Harus Tenang

Jusuf Kalla Ingatkan Pemimpin Jangan Emosional: Urusan Bangsa Ini Banyak, Pikiran Harus Tenang

Jusuf Kalla mengatakan, pemimpin harus memiliki gagasan dan bersikap tenang dalam memimpin bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Ogah Tanggapi Wacana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Saja

Jusuf Kalla Ogah Tanggapi Wacana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Saja

Politisi senior Golkar ini hanya meminta publik menunggu saja.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Respons Jusuf Kalla soal Gaduh Isu Pemakzulan Jokowi

Respons Jusuf Kalla soal Gaduh Isu Pemakzulan Jokowi

Dugaan adanya kecurangan pada PIlpres 2024, membuat isu pemakzulan Jokowi muncul.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat

JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat

Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Ibaratkan Pemimpin seperti Sopir: Kalau Suka Marah Emosi Bisa Tabrakan

Jusuf Kalla Ibaratkan Pemimpin seperti Sopir: Kalau Suka Marah Emosi Bisa Tabrakan

JK mengatakan seorang calon pemimpin harus bisa membawa rakyatnya menuju kebaikan.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Endus Kecurangan Pemilu 2024: Semua Mengindikasikan, Kita Tunggu Hasil Resmi

Jusuf Kalla Endus Kecurangan Pemilu 2024: Semua Mengindikasikan, Kita Tunggu Hasil Resmi

JK mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara resmi.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Ingatkan Jokowi Netral, Moeldoko: Lihat Secara Jernih, Jangan Subjektif

Jusuf Kalla Ingatkan Jokowi Netral, Moeldoko: Lihat Secara Jernih, Jangan Subjektif

Menurut Moeldoko, pandangan JK subjektif dan tidak melihat secara utuh.

Baca Selengkapnya