Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jual beli seni tinggi modifikasi kuda besi

Jual beli seni tinggi modifikasi kuda besi bengkel modifikasi motor. ©2015 merdeka.com/angga yudha pratomo

Merdeka.com - Sudah hampir sebulan Lutfiah Hadi merenovasi motor Yamaha Scorpio jadi gaya Street Tracker di bengkelnya, Jalan Akses UI, Depok. Telapak tangannya menghitam menandakan sudah banyak motor yang ditanganinya.

Sekitar 2013, tren modifikasi Street Tracker, Jap’s Style, Chopper, Brat Style, Scrambler, Street Tracker hingga Cafe Racer memang tengah digandrungi. Mulai dari anak SMA hingga orang tua bercucu bahkan tergila-gila dengan model ini.

Lutfi, sapaan akrabnya, terkaget-kaget melihat fenomena gaya modifikasi ini. Melihat geliatnya yang menunjukkan tren terus naik, membawanya beralih gaya modifikasi.

Sebelumnya, para konsumen Lutfi kebanyakan hanya motor matic pabrikan Jepang yang diubah begaya 'krempeng'. Itu terlihat dari banyaknya motor jenis tersebut dengan memakai velg berukuran 17, ditambah hiasan air brush tanpa mengubah banyak tampilan asli.

Rata-rata, untuk modifikasi jenis ini, biasanya Lutfi menghargai Rp 700.000 hingga Rp 1 juta per motor. Tarif itu juga tergantung kebutuhan dan kemampuan pembiayaan konsumen.

Berawal coba-coba, membawa dirinya beranikan diri mengubah haluan modifikasinya ke arah gaya tren saat ini. Upayanya mengganti gaya tidak percuma. Berkat itu, sejak 2013 hingga kini, pertumbuhan usahanya meningkat menjadi 40 persen.

Per bulannya dia bisa mendapat delapan motor untuk di-custom menjadi Street Tracker dan kawan-kawan. "Enakan main di custom dibanding main di motor pabrikan," kata Lutfi kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (1/8).

Dia berharap tren modifikasi jenis Chopper dkk ini tetap bertahan hingga lama. Namun, dirinya tidak khawatir bila tren ini bakal berubah. Apalagi kondisi pasar Indonesia yang labil membuat para pengusaha kudu mempersiapkan berbagai macam strategi dalam mempertahankan pasar.

Prinsip mempertahankan pasar ini yang terus dipakai Lutfie dalam menghadapi tren tersebut. Dengan kemampuan yang dimiliki, juga didorong kualitas, dia optimis mampu bertahan meski makin menjamurnya bengkel serupa.

"Bikin custom ini kan tidak bikin massal, jadi by request (tergantung pesanan) jadi tapi lama-lama yang namanya zaman memang berubah," ungkapnya. Kemungkinan dirinya juga mengikuti tren dalam bertahan pada model usahanya ini.

Cara serupa juga dipakai Donny Permana, pemilik bengkel Hantu Laut, di bilangan Gandaria Utara, Jakarta. Menjadi idealis merupakan prinsip yang dipegangnya ini.

Bagaimana kisahnya? Silakan buka halaman selanjutnya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Akal Bulus Pemuda Garut Modifikasi Tangki Mobil, Lalu Beli Ratusan Liter BBM Subsidi Setiap Hari

Akal Bulus Pemuda Garut Modifikasi Tangki Mobil, Lalu Beli Ratusan Liter BBM Subsidi Setiap Hari

BBM Pertalite yang dibeli, dijual GP kembali secara eceran dengan harga Rp12.000 per liter.

Baca Selengkapnya
Maling Bersenjata Api Sabet Perut Warga Tangsel dengan Celurit Setelah Dipergoki Curi Motor

Maling Bersenjata Api Sabet Perut Warga Tangsel dengan Celurit Setelah Dipergoki Curi Motor

Yana Suryana, menderita luka serius di perut akibat sabetan senjata tajam pencuri sepeda motor di Jalan Roda Hias, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya
Wanita Diseret Motor Ratusan Meter di Bekasi Ternyata Korban Curanmor, Begini Kronologinya

Wanita Diseret Motor Ratusan Meter di Bekasi Ternyata Korban Curanmor, Begini Kronologinya

Namun saat itu korban lupa mencabut kunci sepeda motor dari kontaknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.