Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menyesalkan banyaknya pembangunan proyek pembangkit listrik yang mangkrak di Indonesia. Dari laporan yang diterimanya, terdapat proyek pembangkit yang mangkrak di 30 hingga 34 lokasi.

Untuk itu, Jokowi berharap dapat menemukan solusi agar seluruh proyek infrastruktur harus segera diselesaikan.

"Dan ini sekali lagi uang yang sangat besar sekali. Uang yang sangat banyak sekali. Triliunan. Ini juga agar segera diselesaikan," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/2).

Jokowi meminta Kepala BPKP Ardan Ardian untuk meninjau nasib proyek-proyek pembangkit listrik yang selama ini mangkrak. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta pihak swasta untuk diberikan peran yang lebih, terutama yang berkaitan dengan potensi energi baru terbarukan (EBT), seperti geothermal, hydro, mikrohydro yang akan diberikan prioritas.

"Karena di situ sebetulnya kita akan mendapatkan sebuah kapasitas yang cukup besar untuk kita jadikan sebuah potensi pembangunan pembangkit listrik," katanya.

Jokowi mencontohkan proyek pembangkit listrik di Kalimantan Barat telah terhenti selama tujuh hingga delapan tahun dan menghabiskan anggaran Rp 1,5 triliun. Kemudian, adapula ditemukan proyek listrik di Gorontalo yang sudah dibangun sejak 2007, namun pembangunannya sampai saat ini masih tak jelas.

"Ini tentu saja perlu sebuah keputusan, dilanjutkan atau dibiarkan. Kalau dibiarkan konsekuensinya apa. Ini sekali lagi uang negara, aset kita. Kalau diteruskan tentu saja perlu ada sebuah cut off terlebih dahulu, sehingga perhitungannya menjadi jelas," pungkasnya.