Jelang Puasa, MinyaKita Hanya Dijual di Pasar Tradisional
Merdeka.com - Jelang memasuki bulan puasa, penjualan Minyakita hanya dilakukan di pasar tradisional. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan, langkah ini diambil karena prioritas pembeli Minyakita adalah masyarakat ekonomi rendah.
"Sekarang fokus ke pasar tradisional, jadi kalau nyari Minyakita ke pasar, kalau ke supermarket susah, enggak kasih dulu. Harus ke pasar karena itu kan untuk masyarakat ke bawah nih," ucap Zulkifli di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jumat (10/2).
Dia mengimbau agar dengan ekonomi menengah ke bawal sebaiknya menggunakan minyak goreng premium. Sebab menurut Zulkifli, Minyakita adalah minyak curah. Namun minyak curah dianggap tidak cukup higienis, maka pemerintah mengemas minyak curah tersebut dan melabeli dengan nama Minyakita.
Meski sebelumnya pernah melontarkan kebijakan agar pembeliam Minyakita harus menunjukan KTP, Zulkifli memastikan bahwa KTP tidak lagi menjadi syarat dalam pembelian Minyakita. Masyarakat hanya dibatasi untuk pembelian maksimal Minyakita yaitu 2 liter
"Enggak. Sekarang saya tambahin saja 2 liter dipasang tiap pasar, nanti pembeli hanya 2 liter atau 2 botol," ucapnya.
Zulkifli menyatakan bahwa pemerintah komitmen menyediakan minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri, terlebih lagi menjelang hari besar keagamaan dan nasional. Untuk itu, imbuhnya, Kementerian Perdagangan menambah kuota Minyakita dari sebelumnya 300.000 liter per bulan menjadi 450.000 liter per bulan.
"300.000 sebulan, kita tambah nih jadi 450.000 jadi sebulan 450.000 liter untuk menambah pasokan," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Triyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaWanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utamanya terkait keselamatan dan kondisi jalanan selama periode mudik.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaMeski cenderung terpencil di atas pegunungan, namun pasar tersebut tetap ramai dikunjungi warga.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca Selengkapnya