Jelang keputusan BI Rate, Rupiah melemah di level Rp 13.867/USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (14/1). Rupiah dibuka melemah 32 poin ke level Rp 13.867 per USD dibanding perdagangan hari sebelumnya Rp 13.835 per USD.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar diprediksi bergerak direntang Rp 13.857 per USD hingga Rp 13.867 per USD.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memprediksi Rupiah akan bergerak menguat di perdagangan hari ini. Membaiknya data ekonomi China berhasil membuat USD melemah terhadap mata uang dunia khususnya di negara berkembang seperti USDCNY,USDIDR, serta USDCAD. Namun, penguatan beberapa mata uang dunia terhadap USD juga merupakan faktor kebijakan pemerintahan dalam negara itu sendiri untuk menstabilkan mata uangnya.
Seperti pemerintahan Indonesia yang mengeluarkan satu kebijakan yang membuat pelaku pasar optimis terhadap penguatan Rupiah. Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam membantu BI dalam mengendalikan kurs.
Salah satu upaya adalah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 123 tahun 2015 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
"Dalam hal ini intinya ialah pemerintah memangkas pajak deposito yang bersumber dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam USD dan Rupiah yang ditempatkan di perbankan nasional," ujarnya dalam riset harian.
Jelang rilisnya data-data ekonomi Indonesia, Reza memperkirakan laju rupiah akan berada di Support 13.850 dan Resisten 13.773. Diharapkan pelemahan yang terjadi pada Rupiah tidak berlanjut sehingga masih memungkinkan untuk kembali menguat.
"Tetapi, juga perlu diwaspadai jika nantinya hasil dari RDG BI tidak sesuai dengan ekspektasi pasar sehingga dapat kembali melemahkan laju Rupiah. Tetap perhatikan sentimen yang ada," jelas dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya