Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jaga Eksistensi Swasta, Bappenas Diminta Dilibatkan dalam Proyek di LPI

Jaga Eksistensi Swasta, Bappenas Diminta Dilibatkan dalam Proyek di LPI Ekonom INDEF Aviliani. ©2018 Merdeka.com/Wilfridus Setu Embu

Merdeka.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengimbau Kementerian PPN/Bappenas untuk turut mengamati pengelolaan dana investasi yang akan dilakukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.

Dalam hal ini, dia menyoroti tujuan pembentukan SWF Indonesia yang hendak menghimpun investasi untuk pembiayaan proyek strategis nasional berskala besar. Aviliani khawatir jika tugas pengerjaan proyek hanya diberikan pada perusahaan BUMN dan tidak bersifat multiplier effect, sehingga peran swasta terabaikan.

"Oleh karena itu sebenarnya harus juga dikaitkan nanti dengan Bappenas. Jadi pembangunan ekonomi kita mau ke mana sih. Jadi tidak hanya sekedar ada proyek jalan, jadi nanti malah mengambil porsinya swasta," ujarnya dalam sesi webinar, Rabu (3/2).

"Menurut saya jangan, karena ini akan juga kalau itu terjadi maka swasta di Indonesia akan habis dimakan oleh semacam ini. Lebih bagus mereka benar-benar menggerakan swasta dengan cara mendapatkan sumber dana dari luar tapi menggerakan swasta di dalam," imbuhnya.

Selain itu, Aviliani juga meminta Kementerian PPN/Bappenas untuk menjelaskan mana saja proyek yang bakal dibiayai SWF Indonesia yang dampak ekonominya bersifat jangka panjang, dan mana yang cepat.

"Lalu nanti kan kelihatannya akan membantu BUMN yang sudah over leverage. Ketika nanti proyek-proyek itu diambil oleh SWF, terus dia dapat dari bank lagi, sejauh mana efektifitas proyek itu. Karena yang kelihatannya banyak proyek yang budget-nya terlalu tinggi, sehingga break event-nya terlalu lama," tuturnya.

Oleh karenanya, Aviliani berpendapat harus ada semacam komite yang menetapkan mana suatu proyek yang patut diberi pembiayaan oleh SWF Indonesia atau tidak.

"Jadi tidak hanya sekadar ngambilin BUMN karena ini punya pemerintah, jadi hanya memindahkan masalah dari BUMN ke SWF. Ini jadi tidak bagus juga. Apalagi kalau kita akan mendapat sumber dana tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dari luar," ungkapnya.

Tambah Beban Utang

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Avilian menilai, pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) berpotensi beri beban utang negara dalam pendanaan proyek strategis nasional.

Dia menyoroti minimnya pemasukan investasi asing langsung atau foreign direct Investment (FDI) sejak masa krisis ekonomi 2008. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur yang sulit memperoleh investasi, khususnya FDI.

Aviliani mengatakan, investor asing kerap mengamati efek berganda (multiplier effect) dari suatu proyek infrastruktur, sejauh mana itu akan memberikan dampak pada perekonomian.

"Itu yang akan jadi masalah sendiri. Soalnya bisa jadi beban utang besar, tapi sebenarnya tak efektif untuk ekonomi. Kelemahannya ada di situ, soalnya kita bangun di supply side bukan demand side. Kalau ekonomi tidak gerak cepat buat apa kita bangun?" ujarnya dalam suatu sesi webinar, Rabu (3/2/2021).

Dia mencontohkan proyek Jalan Trans Papua yang pembangunannya kerap terhambat. Menurut dia, jika suatu proyek lambat dalam memberikan multiplier effect, maka investor akan pikir ulang jika pendanaannya tak menghasilkan profit.

"Kalau dana berkurang pemerintah juga harus PMN terus. Dalam sejarah kan perusahaan BUMN banyak yang di-top up terus tapi tidak beri return," ulas Aviliani.

Oleh karenanya, dia menyarankan agar pemerintah memikirkan strategi penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) dalam implementasi SWF Indonesia dalam menarik investasi untuk proyek infrastruktur besar.

"Yang ditakutkan, banyak proyek tapi tidak berikan multiplier effect dan tidak berikan pengembalian. Ini bisa jadi beban negara. Jadi menurut saya dengan adanya SWF Indonesia kita dukung, tapi bagaimana GCG-nya. Tanpa ada ukuran GCG, jika ada ukuran saja bisa tak tercapai, bagaimana tidak ada ukuran," tuturnya.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Hasil Pertemuan Sri Mulyani dengan Puan Maharani
Terungkap, Ini Hasil Pertemuan Sri Mulyani dengan Puan Maharani

Sri Mulyani menyebut, pertemuan dirinya dengan Puan Maharani untuk melakukan konsultasi terkait pergantian anggota Dewas Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Baca Selengkapnya
Cak Imin Sebut Hilirisasi Indonesia Ugal-ugalan, Menteri Bappenas Beri Penjelasan Begini
Cak Imin Sebut Hilirisasi Indonesia Ugal-ugalan, Menteri Bappenas Beri Penjelasan Begini

Menteri Bappenas menegaskan, dari sisi perencanaan menggaet investasi, pihaknya tidak bekerja secara ugal-ugalan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PDIP: Presiden Milik Kita Semua, Tidak Perlu lah Kampanye!
PDIP: Presiden Milik Kita Semua, Tidak Perlu lah Kampanye!

PDIP menilai Presiden Jokowi tidak perlu kampanye meski diizinkan UU Pemilu.

Baca Selengkapnya
BTN Resmi Jadi Anggota UNEP Financial Initiative, Ini Sederet Keuntungannya
BTN Resmi Jadi Anggota UNEP Financial Initiative, Ini Sederet Keuntungannya

Hal ini akan membantu BTN untuk menjadi pionir keuangan berkelanjutan di industri perbankan dan keuangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?

Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya
Hasil Jokowi 'Kondangan' Pangeran Mateen dan Absen HUT PDIP: Bawa Pulang Investasi Rp7 Triliun
Hasil Jokowi 'Kondangan' Pangeran Mateen dan Absen HUT PDIP: Bawa Pulang Investasi Rp7 Triliun

Estimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.

Baca Selengkapnya