Jadi Barometer Indonesia, Pemerintah Diminta Amankan Pangan DKI Jelang Ramadan
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sarman Simanjorang, meminta pemerintah mengamankan pasokan bahan pangan jelang Ramadan. Khusus Jakarta, pasokan pangan hampir 98 persen di supply dari luar Jakarta baik lokal maupun impor.
"Di.tengah kepanikan kita menghadapi epidemi virus corona yang mengancam kelangsungan roda perekonomian, pemerintah jangan sampai lengah juga untuk mempersiapkan kebutuhan pokok pangan menjelang bulan Ramadan," ujarnya di Jakarta, ditulis Rabu (25/3).
Dalam situasi seperti ini pemerintah pusat dan provinsi DKI Jakarta harus cermat melakukan perhitungan. Terlebih Jakarta merupakan barometer stabilisasi harga pokok pangan.
"Daerah-daerah pemasok pokok pangan ke Jakarta seperti Jabar, Jateng, Jatim, Sumut dan daerah lainnya pasti juga akan melakukan perhitungan yang sangat hati hati dengan mengutamakan kebutuhan daerahnya, jika surplus baru akan di pasok ke Jakarta," jelasnya.
Sarman mengatakan, pemerintah pusat harus peka dan memberikan kebijakan khusus akan kebutuhan pokok pangan di Jakarta dan sekitarnya menjelang Ramadan. Dia berharap 10 hari sebelum memasuki Ramadan semua bahan pokok sudah pada posisi tersedia di gudang dan setiap saat siap mengisi kebutuhan pasar.
"Hal ini untuk menjaga psikologi pasar bahwa stok berlimpah sehingga tidak menimbulkan gejolak harga dan mengantisipasi oknum yang ingin menimbun untuk mencari keuntungan berlebihan," paparnya.
Kebutuhan Bahan Pangan Jakarta
Berikut data kebutuhan pokok pangan per hari di Jakarta:
1 Beras 1.895 Ton
2 Gula Pasir 188 Ton
3 Minyak Goreng 380 Ton
4 Telur Ayam 228 Ton
5 Daging Sapi/ Kerbau 165 Ton
6 Daging Ayam 1.000 Ton
7 Tepung 834 Ton
8 Bawang Merah 68 Ton
9 Bawang Putih 52 Ton
10 Cabai 243 Ton
11 Buah-buahan 1.000 Ton
12 Sayur-mayur 1.177 Ton
13 Ikan 566 Ton
Kebutuhan pokok pangan tersebut adalah kebutuhan pada kondisi konsumsi normal, jika menjelang hari hari besar keagamaan seperti bulan Ramadan akan meningkat 200 hingga 300 persen, ini yang harus diwaspadai dan diantisipasi.
"Jika memang komoditi pokok pangan diatas tidak dapat dipasok lokal maka jalan satu-satunya adalah impor. Dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Perdagangan harus segera duduk bersama menyamakan angka untuk selanjutnya membuat kebijakan," jelas Sarman.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaKepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaJokowi juga memuji Kabupaten Bandung yang memiliki banyak produk lokal dan variasi kulinernya.
Baca SelengkapnyaTerkait lonjakan harga beras, Jokowi meminta Bulog untuk mempercepat penyaluran beras beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Pangan (SPHP).
Baca Selengkapnya