Isu KRI Usman Harun, bisnis dengan Singapura harus tetap jalan
Merdeka.com - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Muhammad Sani menganggap enteng ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Singapura lantaran penamaan kapal perang Usman Harun akhir-akhir ini. Dia meyakini, itu semua urusan elit politik masing-masing negara.
Hal itu diucapkan Sani di sela-sela peletakan tiang pancang pertama pengembangan fasilitas penimbunan BBM milik PT Pertamina di Pulau Sambu, Kota Batam, Rabu (12/2).
Di level akar rumput, masyarakat Kepulauan Riau dan Singapura terus bersahabat erat. Bahkan, akan ada rencana investasi pembangunan hub di Kabupaten Bintan. Hal itu menandakan relasi bisnis dua negara bertetangga ini baik-baik saja.
"Walaupun ada Usman Harun, bisnis tetap bisnis, yang sibuk kan (TNI) Angkatan Laut dengan Usman Harun-nya. Kita sibuk dengan bisnisnya," kata Sani disambut gelak tawa hadirin, termasuk Direktur Utama Pertamina Galaila Karen Agustiawan.
Sani menegaskan, pihaknya tak mau ada permusuhan dengan Singapura. Buat pemprov daripada berkutat dengan kemelut diplomatik, penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat provinsi muda itu lebih penting.
"Buat kita yang penting membuka lapangan kerja, maka dari itu investasi manapun kita terima di sini," ujarnya.
Itu sebabnya, pekan lalu saat penamaan KRI Usman Harun memunculkan perang kata-kata antara otoritas pertahanan kedua negara, Sani tetap berkunjung ke Singapura.
Dia menemani delegasi Garuda yang hendak membangun hub pesawat bersama Gallant Venture, perusahaan asal Negeri Singa.
Kepri sedang dilirik beberapa maskapai jadi lokasi transit armada. Selain Garuda, Lion Air sudah resmi membangun hub nasional di Batam. Seluruh proyek itu berjalan hingga 2016. Dari dua proyek itu saja, lapangan kerja yang tersedia bisa menampung 4.000 orang.
Itu alasannya, Sani mendukung langkah Garuda menggandeng entitas bisnis Singapura. "Saya ditanya 'enggak takut pas lagi ramai Usman Harun ke Singapura', saya jawab enggak dong. Dari teorinya ini bisa memberi pekerjaan penduduk Kepri," cetusnya.
Walau berhubungan baik, Sani mengaku tetap ingin daerahnya bisa mengalahkan Singapura dalam aspek perdagangan. Salah satu caranya, melalui pengembangan pelabuhan kontainer.
Dia yakin, proyek masih berjalan ini bisa memotong sebagian kapal agar tak perlu melulu ke Pelabuhan Singapura. "Memang tidak bisa langsung menang. Tapi soal bersaing, kita tetap bersaing," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Abidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.
Baca SelengkapnyaMantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
Baca SelengkapnyaDi usia 13 tahun, dia sudah merantau ke Malaysia untuk menjadi TKI sebagai kuli bangunan.
Baca SelengkapnyaBayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.
Baca SelengkapnyaSosoknya rela investasi harta dan usia demi menyediakan makanan dan minuman gratis bagi jemaah.
Baca SelengkapnyaSupiati bahkan meminta bantuan bupati agar bisa membantu membebaskan sang suami.
Baca SelengkapnyaDiungkap sang istri, pria berparas tampan itu kerap mendapat hinaan.
Baca Selengkapnya