Ini Sebab Produk Syariah Belum Laris Seperti Milik Bank Konvensional
Merdeka.com - Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan kinerja keuangan syariah masih belum sebaik sektor keuangan konvensional. Tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA) hingga pengumpulan dana pihak ketiga yang masih jauh di bawah industri konvensional.
"Ini menunjukkan beberapa indikator belum dicapai dengan baik, tapi beberapa tahun tren terakhir menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1).
Meski dalam beberapa tahun terakhir mulai menunjukkan peningkatan, namun Hery menilai capaiannya belum signifikan. Masih ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan pasar ekonomi syariah tidak optimal.
Faktor-faktor yang dimaksud Hery antara lain literasi dan inklusi keuangan syariah. Padahal, produk syariah sangat kompetitif dengan konvensional.
"Literasi indeksnya hanya 8,11 persen, dan inklusi keuangan syariah baru 11,06 persen. Ini jauh tertinggal dari industri (konvensional) yang mencapai 29,66 persen untuk literasi, dan inklusi jauh di atas syariah," kata dia.
Penggunaan teknologi juga turut memegang andil peran. Begitu juga dengan SDM yang patut jadi perhatian. "Kompetitif SDM ini juga harus jadi perhatian," kata dia.
Maka tak heran penggabungan bank syariah milik BUMN diharapkan bisa meningkatkan ekosistem keuangan syariah. Sebab, Indonesia dinilai sebagai negara yang memiliki potensi besar dalam bisnis keuangan syariah.
"Oleh karena itu banyak sekali pihak yang menaruh harapan, baik pemerintah atau yang lain," kata dia mengakhiri.
Bos OJK: Kinerja Keuangan Syariah Lebih Baik Dibanding Konvensional
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyebut bahwa kinerja lembaga keuangan syariah lebih baik dibandingkan lembaga keuangan konvensional, terutama di tengah pandemi.
Hal ini terbukti dari peningkatan di berbagai aspek, mulai dari aset hingga likuiditas perbankan syariah yang cukup kuat.
"Khusus keuangan syariah, kami sampaikan ini lebih baik dari pada konvensional. Aset tumbuh cukup tinggi sebesar 21,48 persen di mana sebelumnya ialah 13,84 persen di tahun 2019," ujar Wimboh dalam paparannya di Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1).
Adapun nominal aset keuangan syariah ini mencapai Rp1.770,3 triliun. Wimboh menjelaskan, nominal ini meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp593,35 triliun, aset pasar modal syariah termasuk reksa dana sebesar Rp1.063,81 triliun dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah sebesar Rp113,16 triliun.
Hingga Desember 2020, pembiayaan bank umum syariah tumbuh 9,5 persen secara tahunan atau year on year (YoY). "Ini jauh lebih tinggi dari bank nasional yang minus 2,41 persen," katanya.
Wimboh melanjutkan, ketahanan perbankan syariah juga cukup baik dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) 21,59 persen, NPF (Non Performing Financing) gross 3,13 persen dan FDR (Financing to Deposit Ratio) 76,36 persen.
"Ini memberikan confident bahwa keuangan syariah akan lebih baik di tahun 2021," kata Wimboh.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aset BTN Syariah Diyakini Bakal Lampaui Rp50 Triliun, Ini Faktor Pemicunya
Peningkatan aset BTN Syariah tersebut juga mencatatkan rekam jejak yang cemerlang.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo-Gibran ‘Slepet’ Cak Imin Tak Tahu SGIE: Ekonomi Syariah Keahlian Dia
Orang-orang yang mengkritik Gibran hanya mencari-cari alasan untuk menyalahkan.
Baca Selengkapnya72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaOJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Penyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca Selengkapnya