Investasi Telkom di GoTo Mirip Seperti Visa dan Facebook, Seperti Apa?
Merdeka.com - Pengamat pasar modal dan Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, kerugian investasi dalam bentuk unrealized loss yang dialami PT Telkom Indonesia Tbk di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di Kuartal I-2022 merupakan hal yang wajar. Sebab, investasi Telkom di GOTO melalui Telkomsel bukan pada kenaikan harga saham GoTo, melainkan pada kolaborasi antara Telkomsel dengan ekosistem Goto.
"Pada neracanya, TLKM mencatat investasinya di GOTO sebagai penyertaan jangka panjang pada instrumen keuangan, yang ditempatkan di bagian aset tidak lancar. Yang artinya TLKM membeli saham GoTo bukan untuk tujuan dijual kembali, melainkan untuk dimiliki dalam jangka panjang. Karena itulah untung ruginya TLKM di GoTo ini tidak dilihat dari naik turunnya harga saham GOTO itu sendiri di pasar," katanya di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (25/5).
Dia menjelaskan, Telkomsel memiliki saham GoTo senilai USD450 juta atau setara Rp6,4 triliun. Nilai tersebut setara dengan jumlah saham yang dimiliki sebanyak 23,7 miliar lembar atau sama dengan Rp270 per saham. Modal yang digelontorkan TLKM tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan nilai saham GoTo saat menjual ke publik (Initial Public Offering/IPO) yang Rp338 per saham.
Menurutnya, investasi jangka panjang yang dilakukan oleh TLKM mirip seperti yang dilakukan investor strategis lainnya di GoTo seperti Google, Tencent, KKR, Facebook, dan Visa. Dimana TLKM tidak mengincar keuntungan langsung dalam bentuk bagian laba tunai, ataupun dividen, melainkan keuntungan tidak langsung hasil dari kolaborasi.
"Dalam prospektus IPO GOTO disebutkan bahwa perusahaan memiliki sejumlah perjanjian kerja sama operasional dengan Telkomsel, diantaranya menyediakan layanan korporasi prabayar atas produk Telkomsel bagi karyawan GOTO. Lalu, GOTO, atau dalam hal ini Tokopedia, bersama dengan Telkomsel mengadakan program loyalty customers dalam bentuk penyediaan e-voucher oleh Tokopedia," lanjutnya.
Begitu pun GoTo melalui anak usahanya Midtrans menyediakan layanan payment gateway bagi Telkomsel. Telkomsel memiliki aplikasi MyAds yang diintegrasikan ke dalam platform GoBiz milik GoTo, untuk menjangkau para mitra pedagang Gojek. Telkomsel dan GoTo juga mendirikan perusahaan patungan dengan nama PT Games Karya Nusantara, yang bergerak di bidang produksi konten video game.
Teguh menjelaskan, dari kolaborasi tersebut Telkomsel bisa memperoleh tambahan pendapatan yang kemudian dicatat sebagai pendapatan milik Telkomsel, jadi bukan dicatat sebagai pendapatan dari hasil investasinya di GoTo.
"Manajemen TLKM dalam hal ini tahu persis bahwa uang Rp 6,4 triliun yang mereka setor kemungkinan akan terus menyusut. Tapi dalam jangka panjangnya, dengan asumsi berbagai kolaborasi di atas memang menghasilkan keuntungan yang sesuai harapan bagi kedua perusahaan, maka mungkin pada akhirnya investasi Rp 6,4 triliun itu akan menjadi biaya yang setimpal," katanya.
Sebelumnya, Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza mengatakan, pergerakan harga saham GoTo maupun saham lainnya yang diperdagangkan di bursa selalu bergerak dinamis. Bisa turun, dan bisa juga melonjak cukup tinggi, sesuai dengan kondisi pasar baik itu global maupun regional.
"Dinamika harga saham merupakan suatu yang lazim terjadi. Seperti misalnya tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi GoTo sebesar Rp2,5 triliun. Namun kini bisa terjadi unrealized loss," ujar Reza.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Ririek Adriansyah juga menegaskan, kebijakan Grup Telkom berinvestasi di GoTo, tidak hanya mempertimbangkan aspek capital gain atau loss, tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih luas lagi, seperti sinergi.
Salah satu contoh hasil sinergi tersebut, Grup Telkom memperoleh pendapatan senilai Rp 473 miliar pada 2021 dari pendapatan pelanggan baru mitra pengemudi Gojek melalui pembelian paket data Telkomsel untuk mitra.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Telkom Group Raup Laba Bersih 2023 Rp 24,6 Triliun
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTelkom Beri Solusi Digitalisasi Bisnis Usaha Wisata Kecil Menengah
DigiTiket dari Indibiz tawarkan kemudahan pencatatan data dan sistem tiket.
Baca SelengkapnyaTelkom Tawarkan Kampanye Digital Dukung Pungutan Wisatawan Asing di Bali
Telkom siap berkolaborasi mendukung langkah Pemprov Bali menerapkan pungutan bagi wisatawan asing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kredit Macet Fintech Investree Tembus 16 Persen, OJK Beri Respons Begini
Apabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca SelengkapnyaGagasan Hilirasi Gibran Didukung Menteri Investasi, Realisasinya Harus Terus Ditingkatkan
Menurut Bahlil, kebijakan tersebut harus tetap berjalan bahkan ketika ia sudah selesai menjabat.
Baca SelengkapnyaGelar Forum Bisnis, Singapura-Indonesia Bahas Investasi Masa Depan Usai Pengumuman Pemilu 2024
Forum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaInfraCo Bakal Jadi ‘Tulang Punggung’ Pendapatan Telkom, Ini Bisnis yang Dijalankan
InfraCo merupakan salah satu upaya perseroan menjadi perusahaan telekomunikasi digital.
Baca SelengkapnyaTikTok-Tokopedia Catat Transaksi Produk Lokal Naik 19 Kali Lipat saat Harbolnas 12.12
Tokopedia mencatat adanya kenaikan transaksi sejumlah brand lokal kecantikan dan perawatan tubuh.
Baca Selengkapnya