Ini Langkah Antisipasi Pemerintah Hadapi Babak Baru Perang Dagang AS-China
Merdeka.com - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Kasan, memastikan kementeriannya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif terhadap babak baru perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Disebutkannya Indonesia tidak pernah memihak kepada kedua negara raksasa ekonomi dunia tersebut.
"Pada dasarnya kita tidak memihak siapapun baik AS maupun China. Namun kita telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif," tegas dia dalam webinar bertajuk Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7).
Pertama, meningkatkan pendekatan bilateral dengan AS dan China. Cara ini diyakini dapat menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan.
Kedua, meningkatkan kegiatan promosi dagang baik ke AS maupun China dengan memaksimalkan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara tersebut. "Karena kita kan juga punya perwakilan KBRI dan mempunyai hubungan baik dengan kedua negara itu," jelasnya.
Kemudian, melakukan refocusing dari produk primer ke produk industri ataupun pengolahan. Keempat, mengelola impor lebih baik kedepannya.
Kelima, mempercepat daya saing ekonomi nasional. Namun, cara ini diyakini akan menemui hambatan akibat meluasnya pandemi Covid-19 di sejumlah provinsi.
Selanjutnya
Kementerian Perdagangan juga akan memperkuat peranan sektor jasa secara nasional. "Bahkan, kita juga akan memperbaiki sektor jasa terhadap ekspor," imbuhnya.
Ketujuh, mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan prefensi dan memaksimalkan pemanfaatannya. Selain itu, juga memaksimalkan negara non-tradisional.
"Kita juga mengidentifikasi dan memetakan produk yang berpotensi menggantikan ke China ataupun sebaliknya. Artinya ke substitusi juga dipersiapkan," tegasnya.
Terakhir, Kementerian Perdagangan meningkatkan kemudahan berbisnis (ease doing business) dan menarik investasi ke Indonesia. "Berbagai upaya ini sekali lagi untuk mengatisipasi babak baru dalam perang dagang antara AS dan China," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaBuronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP
LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Antisipasi Terjebak Kemacetan, Ini Puncak Arus Mudik Lebaran 2024
Kementerian Perhubungan memprediksi 193,6 juta orang atau 71,7 persen penduduk Indonesia melakukan perjalanan mudik lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaPameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi
Indonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya