Ini kondisi perekonomian dunia terkini pantauan BI
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menilai saat ini kondisi ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi. Ketidakpastian tersebut tetap tinggi di tengah dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh tinggi dengan inflasi yang semakin meningkat. "Sementara pertumbuhan ekonomi Eropa terindikasi tidak sekuat prakiraan sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi China juga belum meningkat," kata Perry di Kantornya, Jakarta, Kamis (19/7).
Dia menjelaskan bahwa dinamika ekonomi dunia tersebut mendorong perlambatan pertumbuhan volume perdagangan dan harga komoditas. "Dengan inflasi yang meningkat, The Fed diperkirakan akan melanjutkan kenaikan Fed Fund Rate (FFR)," ujarnya.
Selain itu, ketegangan perdagangan antara AS dan China telah meningkatkan risiko di pasar keuangan global serta keberlanjutan pemulihan ekonomi dunia.
"Berbagai perkembangan tersebut telah mendorong penguatan mata uang dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia termasuk Rupiah. Ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi juga mengakibatkan berlanjutnya pembalikan modal dari emerging market."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca Selengkapnya