Ini hambatan pengembangan fintech di Indonesia versi OJK
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida mengatakan industri fintech memiliki potensi yang besar, namun memiliki tantangan yang besar untuk dikembangkan. Salah satunya, tantangan dalam menyeimbangkan sisi bisnis dan sisi sosial dari industri fintech.
"Sebetulnya beberapa hambatan yang kita lihat tadi adalah dalam mengembangkan ini kita harus melihat balance atau keseimbangan antara bisnis sidenya dengan sosial sidenya bahkan teknologi sidenya itu harus ada," kata Nurhaida saat ditemui di Hotel Daharmawangsa, Jakarta, Selasa (31/7).
Tantangan selanjutnya adalah mendorong pemahaman masyarakat mengenai produk-produk finansial yang ditawarkan oleh jasa fintech. Salah satunya dari sisi kemampuan masyarakat untuk bisa mengakses fintech tersebut.
"Misalnya salah satu alat yang bisa digunakan untuk fintech adalah handphone. Tentu kita berharap handphone ini available atau bisa dimiliki masyarakat dengan harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat sehingga fasilitas itu bisa digunakan untuk mengakses finansial teknologi," jelasnya.
Untuk itu, OJK hingga saat ini masih menggodok aturan mengenai fintech secara principal atau secara basic. Aturan tersebut nantinya akan menjadi penyeimbang di tengah perkembangan fintech di Indonesia yang tengah berkembang pesat.
"Fintech di Indonesia berkembang sangat pesat dan itu tentunya sebagai regulator dari OJK kita mencoba menyeimbangkan antara pertumbuhan fintech dengan keamanan investasi di fintech," imbuhnya.
Meski demikian, dia meyakini secara prospek pertumbuhan fintech di Indonesia memang cukup bagus, karena didukung oleh penggunaan teknologi informasi. Sehingga daerah-daerah terpencil juga dapat terjangkau dari teknologi tersebut.
"Dengan adanya struktur tersebut kita harapkan fintech ini bisa meningkatkan inklusi finansial di Indonesia. Dan tentu itu akan berujung atau kita harapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena banyak nanti masyarakat Indonesia yang punya akses ke finansial sistem yang ada di Indonesia," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Resmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Sektor fintech syariah dapat terus tumbuh dan mampu menjawab kebutuhan keuangan konsumen Muslim di Indonesia.
Baca Selengkapnya20 Pinjol Masih Kurang Modal, Ini Langkah OJK
OJK masih mengawasi fintech yang belum memenuhi ketentuan.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Fintech Investree Tembus 16 Persen, OJK Beri Respons Begini
Apabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaOJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaOJK dan OECD Luncurkan Kajian Pemanfaatan Teknologi di Sektor Asuransi
OJK) bekerjasama dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) meluncurkan kajian pemanfaatan teknologi di sektor asuransi.
Baca SelengkapnyaJokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaJawab Tantangan Persaingan Digitalisasi Perbankan, Ini Langkah Diambil Bank DKI
Bank DKI berkomitmen untuk melakukan inovasi dalam produk dan layanan perbankan digital, yang akan semakin memudahkan nasabah, mitra, dan pemangku kepentingan.
Baca Selengkapnya