Merdeka.com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengatakan kenaikan tarif tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena adanya penyesuaian dari inflasi Kota DKI Jakarta sebesar 14,10 persen dan Kota Bekasi sebesar 12,9 persen. Data tersebut berdasarkan catatan inflasi Badan Pusat Statistik terhadap jalan tol Jakarta-Cikampek periode 1 September 2012 hingga 31 Agustus 2014.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan Sekretariat Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) Kornel MT Sihaloho mengatakan sesuai hasil perhitungan tersebut, Kementerian PU menetapkan besaran inflasi yang dipakai adalah inflasi yang terkecil yaitu Kota Bekasi 12,95 persen.

"Berdasarkan laju inflasi yang diperoleh persentase kenaikan tarif tol setelah pembulatan untuk jenis golongan I dan golongan V berkisar 0 hingga 50 persen," ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian PU, Jakarta, Kamis (9/10).

Selain itu, Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 15 tahun 2005 tentang jalan tol juga menjadi alasan Kementerian PU menaikkan tarif jalan tol Jakarta-Cikampek.

Di mana dalam aturan tersebut, ada evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun sekali sejak penetapan terakhir tarif tol berdasarkan pengaruh laju inflasi dan penyesuaian tarif tol ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.

"Tarif tol yang berlaku saat ini pada Jalan tol Jakarta-Cikampek sesuai dengan Keputusan Menteri PU nomor 311/KPTS/M/2012 tanggal 1 Oktober 2012 dan nomor 175/KPTS/M/2014 tanggal 2 April 2014," kata dia.