Ini Alasan Gerai Mixue Ada Dimana-mana
Merdeka.com - Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Nicholas Roy Mandey menyoroti outlet besar di bisnis makanan dan minuman yang sepi pengunung hingga banyak yang tutup. Salah satunya, Warunk Upnormal.
Ini bisa terjadi karena konsumen kini banyak beralih ke gerai penyedia food and beverage (F&B) baru semisal Mixue yang kian menjamur.
Menurut Roy, perubahan zaman dan model bisnis jadi suatu hal yang tak bisa dipungkiri. Dia menganggap, banyak perusahaan start up yang mati langkah lantaran sudah terlalu nyaman dengan cakupan bisnisnya saat ini, padahal itu bisa jadi tak berlangsung lama.
"Jadi, sesuatu yang enggak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Warunk Upnormal awalnya ramai, tapi mungkin mereka tidak memperhitungkan perubahan zaman itu pasti terjadi," kata Roy di Jakarta, Rabu (8/2).
"Ketika mereka sudah comfort dengan masuknya modal dari ventura, atau dari crowd funding, kemudian mereka buka-buka sembarangan tanpa memperhitungkan kompetisi atau faktor demografi dan populasi, akhirnya mulai ditinggalkan," tegasnya.
Mixue Pertimbangkan Pasar di Tengah Pemukiman
Di sisi lain, saat ini banyak perusahaan mamin baru yang lebih mempertimbangkan potensi pasar di tengah pemukiman, yang pada akhirnya jadi pilihan konsumen.
"Sekarang sudah ada Mixue, kemudian ada sesuatu yang baru. Masyarakat kan mau sesuatu yang baru dan yang tren. Jadi tutupnya f&b itu adalah suatu keniscayaan ketika tidak adaptif dan tidak resilience," serunya.
Ke depan, Roy melihat, pola pergeseran tren bakal terjadi lebih cepat. Bukan hanya dalam waktu tahunan lagi, tapi harian.
"Perubahan itu bukan lagi tahunan, tapi bulanan. Makanya sekarang, resilience artinya apa, kayak per.Bisa di bawah, bisa di atas. Berubah-ubah, jangan begitu terus (model bisnisnya)," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir
Air yang semula semata kaki langsung berubah hingga sepinggang orang dewasa
Baca SelengkapnyaDulunya Kerja di Pelabuhan, Intip Kisah Sukses Pengusaha Ulung Marihad Simon Simbolon
Marihad yang lahir pada 29 Maret 1941 ini sudah memulai bisnis bernama Parna Raya Group yang sudah dirintis sejak tahun 1960-an.
Baca SelengkapnyaKisah Pendiri Mixue dengan Modal Rp6,5 Juta, Usia Masih 21 Tahun dan Kini Punya 32.000 Gerai Franchise
Dia adalah Zhang Hongchao, pendiri Mixue yang mendapatkan inspirasi saat dia bekerja paruh waktu dulu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pameran Produk Kosmetik dan Suplemen Digelar di Jakarta untuk Cetak Pengusaha Baru, Catat Tanggalnya
Diselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengusaha Ritel: Harga Beras, Gula dan Minyak Goreng Sudah Mahal dari Produsen
Roy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaHanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan
Ia memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaMantan Tukang Ojek 'Melompat Tinggi', Bisnis Tanaman Hias Makin Besar dari Modal BRI
Abidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca SelengkapnyaMie Sedaap dan Hal-Hal Menarik yang Perlu Kamu Ketahui, Ini Faktanya!
Varian Mie Sedaap menyentuh beragam rasa, mulai dari rasa ayam bawang hingga pedas gurih.
Baca Selengkapnya