Ini 6 Kesalahan Sering Dilakukan Orang Tua Tentang Uang dan Membesarkan Anak

Merdeka.com - Membesarkan anak bukan hanya sekadar mengajaknya jalan-jalan di taman, namun jauh lebih kompleks. Mengelola kebutuhan dan keinginan keluarga seperti tabungan, pensiunan dan anggaran bulanan menjadi unsur penting dalam membesarkan anak.

Keuangan keluarga menjadi subjek trial and error bagi banyak orang tua. Oleh karena itu, orang tua mungkin mendapati diri mereka melakukan kesalahan pengelolaan uang yang sama terus menerus dan berdampak pada kehidupan anak.

Dilansir dari Money.co, berikut beberapa kesalahan keuangan yang sering dilakukan oleh orang tua, dan bisa diambil pelajaran untuk menghindari agar navigasi keuangan keluarga selalu lancar:

1. Menyamakan Kebutuhan Anak

Banyak orang tua tidak menginginkan apapun selain yang terbaik untuk anak-anak mereka. Sayangnya, upaya untuk selalu memenuhi setiap keinginan anak dapat menyebabkan bencana keuangan.

Faktanya, bahwa anak orang lain yang memiliki tablet, pakaian dan sepatu desainer cantik tidak berarti harus juga dimiliki oleh anak-anak Anda.

Jelaskan pada mereka betapa mahalnya barang-barang itu dan bagaimana orang tua lain menghasilkan lebih banyak uang atau mungkin memiliki pengeluaran yang lebih sedikit. Namun Anda dapat meyakinkan mereka bahwa Anda akan melakukan yang terbaik untuk membelikan mereka hadiah di acara khusus, seperti pada hari ulang tahun.

2. Tidak Menyiapkan Dana Darurat

Banyak orang tua tidak memprioritaskan tabungan pribadi mereka dengan tepat. Hal ini sering menyebabkan kesalahan besar yang baru disadari banyak orang tua setelah krisis melanda.

Orang tua harus harus membangun dana darurat untuk menangani tagihan, situasi darurat ataupun kehilangan pendapatan. Tidak harus dalam jumlah yang signifikan setiap bulan, itu dapat dimulai dengan menyisihkan uang sesedikit mungkin.

3. Tidak Mengajari Anak tentang Uang

Untuk alasan apapun, banyak orang tua jarang duduk bersama anak-anak mereka untuk mendiskusikan dasar-dasar keuangan pribadi.

Tetapi perlu diingat, siapa yang akan mengajari anak-anak tentang menabung, membelanjakan, menganggarkan, dan penggunaan kartu kredit yang bertanggung jawab jika bukan orang tua yang melakukannya.

Mengajarkan anak tentang literasi keuangan sama pentingnya dengan mengajari mereka cara membaca dan menulis. Ini akan membantu mereka untuk belajar bagaimana menabung dan mencapai tujuan keuangan mereka.

4. Anak Jadi Alasan Tingkatkan Gaya Hidup

Anak-anak tidak boleh dijadikan alasan untuk hidup dalam kemewahan. Memang, sama sekali tidak ada yang salah dengan mencoba memberi anak-anak yang terbaik seperti pengalaman sekolah dan masa kanak-kanak terbaik.

Namun, masalahnya akan datang ketika Anda mendorong diri melampaui batas keuangan yang ada. Hal ini juga akan membuat Anda menyisihkan sedikit uang untuk menabung dan berinvestasi. Padahal itu berguna untuk masa depan atau masa pensiun nantinya.

5. Memberi Anak Dukungan Finansial Terlalu Banyak

Membantu anak-anak secara finansial bukanlah hal yang buruk terutama jika mereka baru memulai kehidupan. 

Namun, jika tidak waspada, "bantuan" itu bisa berubah menjadi siklus tanpa akhir di mana orang tua akan terjebak membayar tagihan atau menyelamatkan anak mereka setiap kali melakukan kesalahan keuangan atau salah mengelola dana.

Jadi sebagai orang tua, berusahalah untuk menahan godaan untuk tidak selalu memperbaiki setiap masalah keuangan anak-anak karena hal itu juga dapat membuat mereka tidak terlalu bergantung dan menjadi mandiri.

6. Tidak Koordinasi Mengelola Keuangan

Ini adalah kesalahan besar lainnya yang dilakukan oleh kebanyakan orang tua. Gagal mengerjakan keuangan bersama sebagai pasangan dapat membawa lebih banyak kerugian dari pada keuntungan bagi keuangan keluarga. Apalagi sampai menyembunyikan masalah keuangan, ini akan memicu kesalahan yang lebih besar jika tidak ditangani sedari awal.

Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah