Inggris Tak akan Larang Impor Pangan di Bawah Standar dari Negara Berkembang
Merdeka.com - Pemerintah Inggris mengatakan tidak akan melarang impor makanan yang diproduksi di bawah standar pertanian yang lebih rendah. Langkah itu dimaksudkan agar tidak merugikan petani di negara berkembang, yang terkadang mengekspor hasil produksi di bawah standar nasional Inggris.
Kebijakan tersebut dibuat setelah adanya desakan dari Partai Buruh tentang apakah Inggris akan melarang impor daging babi AS yang diproduksi dalam kondisi yang dilarang di Inggris. Sementara itu, Menteri Perdagangan Internasional, Liz Truss menolak larangan menyeluruh, termasuk bagi negara berkembang.
"Di bawah aturan WTO, kita harus menerapkan standar yang sama untuk setiap negara yang memiliki hubungan dagang. Saya ingin memastikan, para petani Inggris tetap dapat melanjutkan standar tinggi mereka, tetapi saya juga tidak ingin melarang negara berkembang mengekspor barang mereka ke kami, meski di bawah standar pertanian kami," ujar Liz dilansir dari Bloomberg.
Prospek makanan yang diproduksi di bawah standar kesejahteraan dan kebersihan sempat menjadi perdebatan di Inggris, terlebih dalam kesepakatan perdagangan dengan AS. Dengan berpedoman pada aturan WTO, pemerintah Inggris tidak ingin kemudahan tersebut hanya untuk negara maju seperti AS, tapi juga berlaku sama untuk negara lainnya.
Sebelumnya, sebuah petisi yang diorganisir oleh Serikat Petani Nasional (NFU) menyerukan agar semua makanan yang tersedia di Inggris harus dibuat dengan standar yang tinggi, telah berhasil mengumpulkan lebih dari satu juta tanda tangan. Pemerintah mengatakan akan mempertimbangkan itu pada amandemen RUU Pertanian.
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaHarga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaGorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBeras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca Selengkapnya