Inflasi Oktober 2019 Tak Sesuai Ekspektasi, IHSG Bakal Tertekan
Merdeka.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona merah pada awal pekan ini, akibat rilis data inflasi Oktober yang di bawah ekspektasi menjadi pemberat laju indeks di bursa saham. Selain itu, sejumlah rilis kinerja emiten kuartal-III juga tak cukup memuaskan.
"Inflasi yang menunjukan perlambatan sebesar 3,13 persen secara year-on-year (YoY) menjadi katalis negatif IHSG," ungkap Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, Senin (4/11).
Dia mengatakan, rilis data pertumbuhan PDB juga diproyeksikan akan jauh dari ekspektasi sehingga menjadi sentimen negatif dari domestik.
"Indonesia akan merilis data pertumbuhan PDB dengan perkiraaan turun menjadi 5.01 persen dari 5.05 persen meskipun bank Indonesia menyatakan optimis masih diatas 5 persen pada laju pertumbuhan PDB Indonesia," kata dia.
Sebab itu, pihaknya memprediksi IHSG akan tertekan dengan bergerak melemah apabila break level 6.200 dengan support resistance 6.170-6.250.
Dari kacamata teknikal, saham-saham rekomendasi yang cukup menarik menurutnya ialah PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Seirama, Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali menyebut IHSG kemungkinan jatuh terkoreksi ke level 6.176-6.244. Dua saham yang dapat dipertimbangkan investor antara lain saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
"Proyeksi indeks hari ini, secara teknikal indikator stochastic membentuk deadcross di area overbought dan MACD menunjukkan distribusi mengindikasikan akan ada koreksi," tekan dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam
Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Terus Menguat, Ini Rekomendasi Saham untuk Trading Hari Ini
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaCatat! Begini Cara Investasi Cuan di Bulan Ramadan
Secara historikal, di bulan Ramadan volume transaksi IHSG cenderung menurun sekitar 20-40 persen dari biasanya.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaHasil Survei Terbaru Indikator: Elektabilitas Anies-Muhaimin 23,2%, Prabowo-Gibran 46,9% dan Ganjar-Mahfud 22,2%
Perolehan elektabilitas Prabowo-Gibran masih tinggi ketimbang dua paslon lainnya
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya