Inflasi Januari tinggi didorong kenaikan biaya pengurusan STNK
Merdeka.com - Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2017 sebesar 0,97 persen, naik dibanding Desember 2016 sebesar 0,42 persen. Capaian ini mengawali inflasi di tahun 2017, di mana pada 2016 lalu ditutup dengan inflasi sebesar 3,02 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, inflasi dari tahun ke tahun (Januari 2017 terhadap Januari 2016) sebesar 3,49 persen. Menurutnya, inflasi ini cukup tinggi untuk membuka tahun 2017.
"Inflasi 0,97 persen, ini lumayan tinggi. Tetapi perlu dicatat bahwa pada Januari 2014 inflasinya sebetulnya lebih tinggi 1,07 persen saat itu," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (1/2).
Inflasi Januari 2017 dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran yang termasuk dalam transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 2,35 persen. Menurutnya, hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah dalam menaikkan tarif pengurusan pajak STNK dan BPKB, tarif pulsa, dan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Inflasi tinggi untuk transportasi, yakni biaya perpanjangan STNK. Biaya admin naik sehingga andilnya 0,23 persen. Kemudian disusul oleh tarif pulsa ponsel itu andilnya 0,14 persen. Dan satu lagi adalah bensin. Kita tahu ada penyesuaian harga BBM andilnya 0,08 persen," jelas Suhariyanto.
Selain itu, kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami inflasi adalah perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,09 persen, juga bahan makanan sebesar 0,66 persen. Suhariyanto menambahkan, inflasi ini juga dipengaruhi oleh harga yang diatur pemerintah sebesar 2,57 persen.
"Sudah saya sebutkan kenapa tinggi ada 4, kenaikan STNK, Penyesuaian tarif listrik untuk daya 900 VA, ada penyesuaian BBM, dan rokok. Itu menyebabkan administer prices sebesar 2,57 persen," katanya.
Dia menambahkan, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,82 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,09 persen. "Inflasi di pontianak hampir dua kali inflasi nasional," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaUsai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya